Pasukan Suriah mengumumkan pada Sabtu kemarin bahwa telah merebut kembali Douma dan area sekitarnya di Ghouta Timur secara keseluruhan dari pemberontak. Deklarasi dilakukan usai operasi besar-besaran dilakukan selama hampir dua bulan.
"Saya memutuskan membawa anak saya untuk berjalan-jalan, karena dia terus meminta dan menangis," ujar Karkura kepada AFP, dalam sebuah tur yang dikoordinasikan pasukan Suriah untuk media asing.
Ia mengatakan anak perempuannya yang berumur sembilan tahun sangat ingin keluar persembunyian dan menghirup udara segar. Karkura dan anaknya bersembunyi di bawah tanah agar dapat selamat dari serangan udara dan pengeboman.
Baca: Suriah Klaim Semua Pemberontak telah Tinggalkan Ghouta Timur
"Anak-anak tinggal di tengah ketakutan. Mereka tidak punya masa kecil yang bahagia," ungkap Karkura.
"Saya mengatakan kepada anak saya bahwa di luar sudah aman, dan tidak akan ada lagi bahaya," lanjutnya.
Ghouta Timur adalah markas terakhir pemberontak yang sudah direbut kembali pasukan Presiden Bashar al-Assad. Douma merupakan kota terakhir dalam operasi militer Suriah di Ghouta Timur.
Sementara itu koalisi Barat yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris dan Prancis melancarkan serangan ke Suriah pada 14 April. Serangan dilakukan sebagai respons atas dugaan penggunaan senjata kimia di Douma pada 7 April.
Pemerintah Suriah dan Rusia membantah berada di balik serangan kimia tersebut, dan telah mengundang tim ahli untuk memeriksa langsung ke Douma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News