Juru bicara Partai Kongres Sudan Mohamed Arabi mengatakan 16 anggotanya telah dibebaskan pada Minggu 25 Desember, namun menambahkan "puluhan tokoh lainnya, termasuk kepala partai dan wakilnya, masih ditahan."
Seperti dilansir AFP, grup oposisi lainnya, Future Forces for Change, mengumumkan empat anggotanya telah dibebaskan pemerintah.
Sejumlah grup pendemo menggelar unjuk rasa di Khartoum dan kota lainnya sejak pemerintah mengumumkan 30 persen kenaikan harga bahan bakar minyak pada November. Kenaikan berimbas pada melonjaknya harga beragam kebutuhan, termasuk obat-obatan.
Subsidi bahan bakar di Sudan pada 2013 memicu unjuk rasa serius yang hanya dapat diredam dengan operasi keras pemerintah.
Sudan berusaha mencegah terjadinya unjuk rasa berdarah semacam itu, dan menahan beberapa tokoh oposisi.
Pada 12 Desember, Presiden Omar al-Bashir bertekad menghancurkan pendemo anti-rezim baru seperti yang sudah dilakukan otoritas sebelumnya tiga tahun silam.
Sejumlah grup hak asasi manusia mengatakan sekitar 200 orang tewas dalam unjuk rasa dengan aparat keamanan di Sudan pada 2013. Pemerintah Sudan mengklaim angka kematian kurang dari 100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News