Warga memeriksa nama mereka di daftar pemilih tetap di Maiduguri, Nigeria, 15 Februari 2019. (Foto: AFP/AUDU MARTE)
Warga memeriksa nama mereka di daftar pemilih tetap di Maiduguri, Nigeria, 15 Februari 2019. (Foto: AFP/AUDU MARTE)

Pemilu Nigeria Ditunda Sepekan

Marcheilla Ariesta • 16 Februari 2019 10:05
Abuja: Pemilihan presiden dan parlemen Nigeria ditunda selama sepekan. Penundaan diumumkan lima jam sebelum pemilihan akan dibuka pada Sabtu, 16 Februari 2019.
 
Pemungutan suara ulang telah dijadwalkan pada Sabtu 23 Februari mendatang. Pengumuman disampaikan usai rapat darurat di markas INEC.
 
"Melanjutkan pemilihan sebagaimana yang telah dijadwalkan tidak lagi layak," ucap Ketua Komisi Pemilihan Umum Independen (INEC) Mahmood Yakubu, seperti dikutip dari laman BBC.

Dia mengatakan penundaan itu akan memberikan INEC waktu untuk menangani masalah-masalah vital. Meski demikian, dia tidak menjelaskan lebih lanjut masalah yang dimaksud.
 
Dalam dua pekan terakhir, beberapa kantor INEC dibakar. Ribuan pembaca kartu pintar elektronik dan kartu pemilih hancur. Ada juga kabar kurangnya logistik untuk pemilu di sana.
 
Namun, bukan sekali ini Nigeria menunda pemungutan suara. Pada pemilihan sebelumnya, tahun 2011 dan 2015, pemungutan suara juga ditunda beberapa hari.
 
Masa kampanye Nigeria juga bermasalah. Kerusuhan antara kedua kubu calon pemimpin merebak hingga menewaskan sejumlah petugas partai dan pendukung.
 
Pemilu kali ini akan menentukan nasib calon presiden petahana Muhammadu Buhari dengan mantan wakil presiden Atiku Abubakar.
 
Sekitar tiga hari lalu, belasan orang tewas dalam kerusuhan massa pendukung kedua kubu. Kericuhan pecah di akhir pertemuan kampanye kubu petahana di Stadion Adokiye Amiesimaka. Beberapa orang memaksa keluar lewat pintu yang kecil dan berdesak-desakan.
 
Beberapa pekan terakhir, ketegangan meningkat antara APC dan Partai Demokrat Rakyat (PDP) Abubakar. PDP menuding pemerintah berusaha mencurangi pemungutan suara, sementara APC mengatakan partai oposisi mengobarkan kerusuhan.
 
Selain kerusuhan, berita palsu juga marak tersebar di media sosial Nigeria menjelang pilpres. Marak sejak Desember tahun lalu, berita palsu atau fake news itu berupa gambar yang telah diubah atau klaim bohong terkait politikus tertentu.
 
Menurut situs Nieman Journalism Lab, berita palsu atau informasi keliru di Nigeria biasanya menyebar melalui platform mobile seperti WhatsApp. Biasanya, klaim itu mendorong orang-orang untuk melakukan kekerasan, menyebarkan rasisme, dan memperkuat ketakutan akan orang asing.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan