Menurut keterangan Departemen Pendidikan Teheran, dilansir dari Sputnik, penutupan sekolah dilakukan demi memastikan keselamatan dan kesehatan seluruh siswa serta jajaran staf. Selama penutupan ini, petugas akan menyemprotkan disinfektan ke semua sekolah yang tersebar di seantero Teheran.
Selain di Teheran, penutupan sekolah juga diberlakukan di beberapa wilayah lain, termasuk Qom. Qom merupakan salah satu provinsi di Iran yang pertama kali melaporkan kemunculan virus korona pekan ini.
Seluruh acara kebudayaan di seantero Iran juga dibatalkan selama satu pekan untuk menekan angka penyebaran virus korona. Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Iran, sejauh ini terdapat 28 kasus korona yang tersebar di beberapa wilayah.
Untuk korban tewas akibat korona di Iran, jumlahnya mencapai lima orang. Hingga saat ini, otoritas Teheran belum dapat mengetahui pasti bagaimana virus korona bisa masuk ke Iran.
Virus korona COVID-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, ibu kota dari provinsi Hubei, pada Desember 2019. Sejak saat itu, varian baru virus korona itu terus bermunculan di banyak negara.
Sejauh ini, Korsel adalah negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi terbanyak virus korona COVID-19 setelah Tiongkok dan kapal pesiar Diamond Princess. Total kasus korona di Tiongkok mencapai 76.930, sedangkan di Diamond Princess telah melampaui 600.
Berdasarkan data terbaru Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok dan John Hopkins CSSE, angka kematian global dalam wabah korona telah mencapai 2.460 dengan total kasus 78.630. Sementara jumlah pasien sembuh global mencapai 23.088.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan Tiongkok untuk tetap waspada karena tren penurunan ini mungkin tidak akan terus berlanjut.
WHO mengaku kini lebih khawatir terhadap kemunculan korona di luar Tiongkok, terutama untuk pasien yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke Negeri Tirai Bambu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News