Marcus Peter Volke, pelaku pembunuhan sadis Mayang Prasetyo, perempuan transgender asal Indonesia - facebook
Marcus Peter Volke, pelaku pembunuhan sadis Mayang Prasetyo, perempuan transgender asal Indonesia - facebook

WNI Dimutilasi di Australia

Volke Berkilah Potongan Tubuh Mayang Prasetyo Hanya Sup

Willy Haryono • 08 Oktober 2014 12:01
medcom.id, Brisbane: Marcus Peter Volke sempat memanggil tukang listrik pada Sabtu malam kemarin, saat dirinya merebus Mayang Prasetyo, perempuan transgender asal Indonesia.
 
Brad Coyne, ahli kelistrikan, dipanggil untuk memperbaiki kompor. Ia mengaku mencium aroma tajam begitu menginjakkan kaki di apartemen Volke dan Mayang di Brisbane, Australia.
 
"Maafkan saya, ada bau kurang sedap di apartemen saya," ucap Coyne mengutip perkataan Volke, pada Ten Eyewitness News.

"Jelas sekali aromanya begitu kuat. Dia (Volke) mengatakan dirinya sedang memasak sup kaldu babi," tambah dia, seperti dikutip Dailymail.co.uk, Selasa (7/10/2014).
 
Volke Berkilah Potongan Tubuh Mayang Prasetyo Hanya Sup
 
Kantor berita Channel Ten memperoleh rekaman percakapan singkat keduanya. Volke terdengar berbicara: "Halo, apakah ini jasa listrik 24 jam?"
 
"Iya, betul," jawab Coyne.
 
"Saya mempunyai sedikit masalah. Um, begini, saya sedang memasak di kompor...."
 
Polisi tiba di malam yang sama karena sejumlah tetangga mengeluhkan bau menyengat dari apartemen Volke. Melihat petugas datang, pria 28 tahun itu kabur melalui pintu belakang dan menggorok lehernya sendiri.
 
Potongan tubuh Mayang ditemukan di sebuah panci yang berisi bahan kimia. Petugas memasukkan potongan jasad ke sebuah drum besar berlabel "bahan kimia beracun."
 
Motif pembunuhan hingga kini belum diketahui, namun sejumlah tetangga mengeluhkan pasangan tersebut sering bertengkar hebat.
 
Volke Berkilah Potongan Tubuh Mayang Prasetyo Hanya Sup
 
Kemungkinan lain adalah api cemburu, sebagaimana dipaparkan kriminolog Universitas Indonesia, Erlangga Masdiana, kepada Metrotvnews.com.
 
"Bisa saja dipicu oleh api cemburu. Orang yang posesifnya tinggi, itu bisa melakukan tindakan di luar batas. Mungkin pelaku merasa sudah melakukan segala sesuatu untuk pasangannya, namun tidak ada balasan. Karena pasangannya mengganggap tindakan pelaku main-main. Dengan berlandasan itu, ada nilai yang dianggap pelaku dapat membenarkan kejahatan yang dilakukan. Pelaku mengganggap bisa dipahami dan sebuah jalan keluar yang menurut pelaku bisa menyelesaikan masalah," kata Erlangga
 
Lebih lanjut Erlangga menilai kemungkinan lainnya, pelaku mengalami masalah psikologi. Adanya problem di dalam kejiwaannya, sehingga melakukan tindakan kekerasan yang sangat sadis. "Bisa juga karena faktor tekanan situasi yang berkembanag, kepribadian yang terpecah sehingga kadang-kadang seperti normal, kadang-kadang seperti ekstrim," ucap dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan