Presiden Erdogan menepis seruan internasional dari para pemimpin dunia untuk gencatan senjata ketika berbicara dengan wartawan dalam penerbangan. Ia mengatakan: "Mereka mengatakan 'nyatakan gencatan senjata'. Kami tidak pernah bisa mendeklarasikan gencatan senjata."
Pemimpin Turki juga mengatakan tidak khawatir tentang kehadiran pasukan pemerintah Suriah yang pindah ke kota Manbij, karena tidak ingin para gerilyawan Kurdi Suriah tersisa di sana.
Turki melancarkan ofensif militernya sepekan lalu guna membersihkan wilayah perbatasan dari pasukan Kurdi Suriah, terkait militan Kurdi terlarang.
"Kami tidak dapat mendeklarasikan gencatan senjata sampai kami membersihkan wilayah ini," Erdogan berkata, dilansir dari Independent, Rabu 16 Oktober 2019.
Komentarnya keluar selama penerbangan kembali dari Azerbaijan dan dilaporkan oleh surat kabar Turki, Hurriyet.
Sementara itu, Rusia mengatakan Presiden Vladimir Putin telah membahas situasi di Suriah utara dengan Erdogan. Dalam pembicaraan mereka, para pemimpin ‘mencatat perlunya mencegah konflik antara unit tentara Turki dan pasukan pemerintah Suriah’ dan juga mengonfirmasi ‘kepatuhan mereka pada integritas teritorial Suriah’.
Tentara Suriah sudah bergerak ke utara berdasarkan kesepakatan dengan Kurdi, yang butuh perlindungan dari serangan Turki menyusul penarikan pasukan AS dari daerah itu.
Militer Rusia bergerak untuk bertindak sebagai penyangga antara tentara Suriah dan Turki. Kremlin mengatakan Putin memperingatkan bahwa militan Islamic State (ISIS) di tahanan Kurdi tidak boleh dibiarkan melarikan diri. Dikatakan pula, Erdogan menerima undangan untuk mengunjungi Rusia dalam waktu dekat.
Utusan NATO akan mengadakan pembicaraan pada Rabu tentang dampak ofensif Turki ke Suriah utara setelah beberapa sekutu menebarkan kekhawatiran tentang tindakan angkatan bersenjata Turki.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada Selasa "banyak sekutu NATO telah menyatakan kritik keras" terhadap Turki, yang memiliki tentara terbesar kedua dalam aliansi 29-negara itu setelah AS.
Terlepas dari diskusi Rabu di antara para duta besar NATO di Brussels, Stoltenberg juga mengatakan masalah itu akan diatasi pada pertemuan para menteri pertahanan di markas aliansi di sana pekan depan.
NATO memiliki sistem bagi sekutu untuk secara resmi meminta konsultasi ketika mereka merasa wilayah mereka dapat terancam oleh tindakan anggota lain.
Banyak sekutu Eropa khawatir bahwa para militan ISIS yang dipenjara telah melarikan diri dari penjara selama invasi dan dapat menimbulkan risiko keamanan jika mereka pulang ke Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News