Ahmed Al-Mismari, juru bicara pasukan Haftar mengatakan, pada media sosial menyatakan daerah terlarang dari Giryan, sekitar 120 kilometer sebelah selatan ibu kota, ke kota Terhune, 90 kilometer tenggara dan ke Pantai Tripoli, termasuk Bandara Mitiga di ibu kota.
“Semua pesawat di daerah yang ditetapkan akan menjadi target sah,” ujar Al-Mismari dalam akun Twitternya, seperti dikutip Anadolu, Kamis, 23 Januari 2020.
Sebelumnya, pihak milisi mengebom Bandara Internasional Mitiga dengan enam rudal Grad Rabu pagi.
Pada 12 Januari, pihak yang bertikai di di Libya mengumumkan gencatan senjata sebagai tanggapan atas mediasi Turki dan Rusia. Namun pembicaraan untuk kesepakatan gencatan senjata permanen berakhir tanpa kesepakatan setelah Haftar meninggalkan Moskow tanpa menandatangani kesepakatan.
Pada Minggu, Haftar menerima persyaratan di KTT Berlin untuk menunjuk anggota ke komisi militer yang diusulkan PBB dengan lima anggota dari masing-masing pihak untuk memantau implementasi gencatan senjata.
Sejak penggulingan Moamar Khadafi pada 2011, dua kursi kekuasaan telah muncul di Libya. Panglima perang Khalifa Haftar di Libya timur, didukung terutama oleh Mesir dan UEA, dan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) di Tripoli, yang mendapatkan Pengakuan PBB dan internasional.
Serangan militer Haftar terhadap pemerintah Libya yang diakui secara internasional telah merenggut nyawa lebih dari 1.000 orang sejak April 2019 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News