Pemimpin partai MDC Nelson Chamisa mengaku mempunyai bukti untuk menunjukkan dirinya telah dicurangi dalam pilpres 30 Juli.
Baca: Oposisi Klaim Kemenangan dalam Pemilu Zimbabwe
Seperti dilansir dari BBC, Jumat 10 Agustus 2018, MDC mengklaim pilpres kemarin dinodai "pencurian dan penipuan masif,' meski Komisi Pemilihan Umum Zimbabwe berkukuh "tidak ada keanehan."
Mnangagwa meraih 50,8 persen suara, mengalahkan Chamisa di angka 44,3 persen.
"Acara pelantikan sudah tidak lagi sesuai jadwal," ujar Menteri Hukum Ziyambi Ziyambi, setelah oposisi mengajukan protes.
Konstitusi Zimbabwe mengizinkan calon presiden secara resmi mengajukan keluhan hasil pemilu dalam kurun waktu tujuh hari usai pemenang dideklarasikan.
Mahkamah Konstitusi Zimbabwe kini memiliki waktu 14 hari untuk memprotes keluhan MDC.
Dalam proses ini, MDC harus bisa membuktikan keganjilan yang terjadi dalam pemilu cukup signifikan dan dapat mengubah hasil penghitungan suara.
Jika berhasil dilakukan, MK Zimbabwe dapat memerintahkan penghitungan ulang atau bahkan membatalkan hasilnya secara keseluruhan.
"Kami punya bukti kuat!" tulis Chamisa di Twitter, usai dirinya mengajukan protes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News