Menurut keterangan polisi, ledakan pertama terjadi di pos pemeriksaan dekat Villa Somalia, nama dari kompleks kepresidenan. Sementara ledakan kedua terjadi tak lama setelahnya di sebuah hotel.
Kelompok militan al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas kedua ledakan via pernyataan di dunia maya. Mereka mengaku sengaja menyerang pemerintah dan aparat keamanan.
Seperti dikutip AFP, otoritas setempat mengatakan ledakan melibatkan penggunaan dua mobil berisi penuh bahan peledak. Aparat keamanan berhasil menghentikan para pelaku sebelum sempat mencapai istana presiden.
"Pasukan keamanan menggagalkan niat para teroris. Ada lima pelaku yang tewas," kata Abdulahi Ahmed, seorang petugas.
Al-Shabaab berperang untuk menggulingkan pemerintahan Somalia. Pada Oktober, grup itu meluncurkan pengeboman paling mematikan yang menewaskan lebih dari 500 orang.
Setelah serangan itu, pemerintah Somalia mendeklarasikan operasi terbaru terhadap al-Shabaab. Amerika Serikat juga meningkatkan serangan udara mereka di Somalia.
Setelah al-Shabaab terusir dari Mogadishu pada 2011 oleh pasukan Uni Afrika, grup itu masih tetap menguasai banyak wilayah di pinggiran dan kerap melancarkan serangan ke pemerintah, militer serta masyarakat sipil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News