Christopher Lewis melepaskan satu tembakan ke arah mobil yang dinaiki Ratu Elizabeth II saat mengunjungi Kota Dunedin di Pulau Selatan. Tak ada yang terluka dalam insiden penembakan tersebut.
Para polisi yang bertugas meyakinkan kepada anggota kerajaan lain bahwa suara tembakan tersebut adalah kembang api yang meledak.
Sementara itu, Lewis langsung ditangkap polisi. Dia mengaku melakukan aksi tersebut karena penasaran dengan kehidupan kerajaan.
"Lewis memang awalnya berniat membunuh sang ratu," demikian laporan dari dokumen SIS, yang dikutip AFP, Kamis 1 Maret 2018.
"Namun, dia tidak memiliki kecakapan untuk menggunakan senapan bertenaga tinggi untuk melukai targetnya," imbuh mereka.
Dokumen SIS dirilis terbuka untuk menanggapi permintaan media. Dari laporan dokumen tersebut, diketahui polisi khawatir insiden itu akan menjadi santapan publik, karenanya mereka berkonspirasi menutupnya.
Dari laporan tersebut, diketahui bahwa Lewis mengaku dirinya anggota sebuah organisasi sayap kanan yang disebut Tentara Gerilya Kekaisaran Nasional. Sementara itu, polisi menyimpulkan anggota organisasi tersebut hanya berjumlah tiga orang.
Polisi membawanya ke psikiater dan dari sana mereka yakin bahwa remaja tersebut memiliki kelainan jiwa. Lewis tewas di penjara karena bunuh diri pada 1997.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News