Dubes Iran untuk Indonesia Valiollah Mohammadi (Foto: Fajar Nugraha/Metrotvnews.com)
Dubes Iran untuk Indonesia Valiollah Mohammadi (Foto: Fajar Nugraha/Metrotvnews.com)

Dubes Iran: Kami Tunggu Kebijakan Jangka Panjang Trump

Fajar Nugraha • 10 Februari 2017 09:02
Metrtvnews.com, Jakarta: Iran termasuk dalam salah satu dari tujuh negara Muslim yang warganya dilarang masuk ke Amerika Serikat (AS). Iran pun masih menunggu kebijakan jangka panjang dari Donald Trump.
 
Dubes Iran untuk Indonesia Valiollah Mohammadi mengaku terkejut dengan kebijakan yang dikeluarkan Trump melalui perintah eksekutifnya. Menurutnya alasan yang diutarakan Trump sama sekali tidak ada hubungannya dengan Iran.
 
Melawan kebijakan ini, Iran pun telah melarang warga AS untuk masuk ke Iran. Hal tersebut merupakan bentuk balasan terhadap AS.
 
"Pemerintah trump masih baru sekali, jadi kebijakan luar negerinya masih belum bisa disebut 100 persen dan kami masih harus menunggu. Kebijakan Trump belum ada yang bersifat jangka panjang, kalau nanti kebijakan Trump sudah bersifat jangka panjang, barulah kami bisa menetapkan langkah untuk meresponsnya," tegas Dubes Valiollah, di Kediamannya di Jakarta merayakan Kemenangan Revolusi Iran, Kamis 9 Februari 2017. 
 
"Kabar terakhir yaitu pengadilan federal AS telah menangguhkan kebijakan itu dan kami juga menagguhkannya.  Salah satunya saja baru-baru ini kami telah memberikan visa kepada tim atlet gulat AS untuk bisa datang ke Iran dan mengikuti turnamen yang sedang berlangsung di Iran," imbuhnya. 
 
Dubes Valiollah turut membahas mengenai sanksi yang diberikan atas nuklir Iran. Meskipun sudah ada kesepakatan internasional yang datang dari negara 5+1 (terdiri dari Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris, AS dan ditambah Jerman), mengenai kesepakatan nuklir Iran.
 
Menurut Dubes Valiollah, ini bukan merupakan kesepakatan dari satu negara saja dan tidak ada satu negara yang dapat merusak dan mematahkan kesepakatan ini. 
 
"Tentu saja jika AS menjatuhkan embargo kepada Iran, lima negara lain yang menjadi bagian dari kesepakatan dengan Iran akan menunjukkan reaksinya karena mereka tidak terima kesepakatan ini dirusak. Mereka juga telah berbicara dengan AS agar menjaga kesepakatan nuklir yang bersifat internasional ini," tegasnya. 
 
Undangan IORA
 
Pemerintah Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi Indian Ocean Rim Association (IORA). Dubes Valiollah pun menyebutkan bahwa Iran sudah menerima undangan resminya di Teheran dan akan menyesuaikan jadwal agar pejabat tingginya bisa hadir pada pertemuan Maret 2017 itu.
 
"Saat ini masih dipelajari siapa yang akan berangkat. Kami juga masih mencocokkan dengan jadwal Presiden karena kami baru saja menerima undangan ini," pungkas Dubes Valiollah. 
 
"Tentu keinginan kami adalah presiden dapat berpartisiapsi dalam event tersebut, hanya saja jadwal beliau harus memungkinkan. Tapi tentu saja Iran akan tetap berpartisipasi dengan salah satu pejabat tingginya," ungkapnya. 
 
Bagi Iran KTT IORA ini merupakan pertemuan yang penting sekali dan negara yang menjadi tuan rumah yaitu Indonesia adalah negara yang dianggap oleh Dubes Valiollah juga sangat penting bagi Iran. 
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan