Menurut grup pemantau Observatory for Human Rights, sejumlah kelompok oposisi dan juga ekstremis melancarkan serangan pada Selasa kemarin, dan merebut sedikitnya sebelas desa serta kota dekat Hama.
Itu merupakan serangan terbesar dari oposisi dan ekstremis terhadap pasukan Suriah dalam beberapa bulan terakhir.
Meski pasukan Presiden Bashar al-Assad masih lebih unggul di medan perang, perebutan sebelas desa dan kota itu menunjukkan kesulitan yang dihadapi militer Suriah.
"Serangan udara telah dimulai, dan ada tembakan artileri yang terkonsentrasi terhadap grup bersenjata dan markas serta jalur pasokan pemimpin mereka. Artileri membuka jalan untuk terjadinya serangan balasan," ucap seorang sumber militer Suriah kepada Reuters.
"Pasukan Rusia, tentu saja, berpartisipasi dalam serangkaian serangan ini," sambung dia.
Kepala Observatory Rami Abdulrahman mengatakan oposisi memfokuskan serangan mereka pada Jumat ini ke desa Qomhana, sekitar delapan kilometer dari Hama.
Pertempuran terbaru di Suriah memperkeruh harapan munculnya hasil positif dalam dialog damai yang dimediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News