Seperti dikutip BBC, Sabtu (5/11/2016), program penyimpanan data tersebut telah dilakukan sejak 2006. Pemerintah Kanada menegaskan akan meyakinkan CSIS untuk mematuhi keputusan Pengadilan Federal yang dirilis Kamis 3 November.
Kabar mengenai program ilegal CSIS muncul setelah polisi di Quebec diketahui telah memata-matai aktivitas sejumlah jurnalis.
Keputusan Pengadilan Federal Kanada mengatakan bahwa CSIS secara ilegal menyimpan dan menganalisis "data terasosiasi" atau metadata dari komunikasi pihak ketiga. Metadata tersebut, yang meliputi tanggal, jam dan nomor terkait percakapan di telepon atau alamat surat elektronik, didapatkan secara ilegal.
Data semacam itu hanya boleh didapatkan jika terkait ancaman keamanan nasional atau untuk menginvestigasi kasus tertentu. Data semacam itu juga boleh disimpan jika terkait keamanan nasional atau urusan luar negeri.
Pengadilan Federal Kanada menyatakan bahwa CSIS menyimpan data dari sejumlah warga Kanada yang tidak terkait ancaman nasional. CSIS juga disebut tidak menginformasikan program tersebut ke Pengadilan Federal selama satu dekade.
Saat ini Kanada sedang mengulas kembali kerangka serta aturan keamanannya. Keputusan terbaru Pengadilan Federal Kanada merupakan bagian dari berkembangnya perdebatan mengenai kewenangan polisi, kebebasan berekspresi serta privasi setelah diketahuinya pengintaian polisi di Quebec terhadap tujuh jurnalis.
Quebec mengumumkan akan menginvestigasi pengintaian ilegal tersebut. Perdana Menteri Justin Trudeau menyebut pengintaian tersebut "mengkhawatirkan" dan menegaskan aktivitas semacam itu tidak ada di level kepolisian federal.
Pembocoran rahasia negara Agensi Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) Edward Snowden mengomentari terkuaknya program CSIS, dan menyebut pengintaian polisi di Quebec sebagai "serangan radikal terhadap kebebasan pers."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News