“Kami melihat adanya aktivitas untuk menimbulkan ketidakstabilan oleh Rusia di Afghanistan,” ujar Nicholson, seperti dikutip BBC, Jumat 23 Maret 2018.
“Senjata Rusia diselundupkan di sepanjang perbatasan Tajik yang berdekatan dengan Taliban,” imbuhnya.
Nicholson menyebutkan bahwa berdasarkan laporan adanya jumlah anggota Islamic State (ISIS) yang terlalu dibesarb-besarkan. Jumlah ini menurut Nicholson dijadikan justifikasi bagi Rusia untuk melegitimasi aksi Taliban dan memberikan dukungan terhadapnya.
“Kami mendapatkan laporan juga bahwa Taliban memberikan keterangan di median mengenai dukungan keuangan dari pihak musuh. Kami sering didatangi oleh pihak pemimpin Afghanistan yang mengatakan bahwa banyak senjata yang diberikan oleh Rusia,” imbuh Nicholson.
“Sejak saat itu kami tahu bahwa Taliban terlibat,” tegasnya.
Bagi Nicholson, keterlibatan Rusia dengan Taliban secara langsung pada dasarnya baru terjadi. Rusia sebelumnya melakukan latihan di perbatasan Taliban dengan Tajikistan.
“Kerja sama itu adalah bentuk latihan anti teror,” jelasnya.
Menurut Nicholson, pihaknya melihat pola Rusia sama seperti sebelumnya. Mereka membawa sejumlah besar senjata dan kemudian meninggalkannya.
Implikasinya senjata dan perlengkapan itu diselundupkan ke perbatasan dan kemudian dipasok ke Taliban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News