Operasi di rumah sakit Mekkah dilakukan tanpa dipungut biaya (Foto: Al Arabiya).
Operasi di rumah sakit Mekkah dilakukan tanpa dipungut biaya (Foto: Al Arabiya).

Bagi Lansia, Haji Jadi Ibadah Antara Hidup dan Mati

Arpan Rahman • 30 Agustus 2017 19:04
medcom.id, Mekkah: Kebanyakan jamaah mengatakan mereka menunggu seumur hidup sebelum mendapat kesempatan melakukan ibadah haji. Bagi Maria Marghani Mohammed asal Indonesia, penantiannya berlangsung 104 tahun.
 
Ibu tua dari Pulau Lombok itu datang karena diizinkan otoritas Saudi dan menjadi tamu dengan status uniknya sebagai jamaah haji tertua tahun ini.
 
Maria telah melakukan perjalanan ke Mekkah 10 tahun silam, namun kunjungan terakhirnya adalah untuk Umrah, ibadah yang berbeda dilakukan oleh umat Islam pada waktu lain dari periode ibadah haji. Tapi semua Muslim, sama seperti Maria, harus melakukan ibadah haji setidaknya sekali dalam seumur hidup demi menunaikan kewajiban mereka dalam Islam: satu dari lima rukun agama tersebut.
 
"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi kita bahwa kita di sini bersamanya dan melihat dia beribadah haji. Dia sudah sangat tua, tapi masih berkemauan keras. Kami ingin memastikan bahwa dia dapat melakukan ziarah suci ini sebelum akhir hayatnya," kata cucunya kepada Al Arabiya, seperti dilansir Rabu 30 Agustus 2017.
 
Maria ditangani oleh seorang dokter dan tim medis khusus saat dia tiba di Mekah untuk memastikan bahwa kesehatannya tidak bermasalah.
 
Tapi bagi seorang pasien asal Oman di rumah sakit King Abdullah Medical City di Mina, pengalaman hajinya menjadi keadaan yang buruk saat dia menderita serangan jantung, pada Senin malam 28 Agustus, hanya beberapa hari sebelum ibadah haji resmi dimulai.
 
Nasibnya berbalik sesudah dilarikan ke rumah sakit, di mana dokter Saudi melakukan operasi darurat secara khusus dalam kasus-kasus yang mencakup operasi jantung.
 
Bagi Lansia, Haji Jadi Ibadah Antara Hidup dan Mati
Maria Marghani Mohammed asal Indonesia (Foto: Al Arabiya).
 
Antisipasi kasus
 
"Selama pekan pertama Dzhulhijjah sendiri, rumah sakit kami menerima dan melakukan 523 kasus prosedur minor jantung dan operasi, di mana melibatkan 360 jamaah haji. Kami merawat siapa saja yang masuk ke ruang gawat darurat di rumah sakit kami dan tidak mengenakan biaya apapun selama bulan suci ini di bawah arahan Penjaga Dua Masjid Suci," ucap Dr. Najeeb Jaha, direktur pusat jantung di King Abdullah Medical City.
 
Penanganan besar bagi para jamaah adalah operasi seperti prosedur angiogram, yang biasanya menghabiskan biaya sekitar ribuan dolar, yang benar-benar dijamin dan diasuransikan selama periode haji di Arab Saudi.
 
Setiap musim haji, Kementerian Kesehatan Arab Saudi menerapkan program 'Save a Life'. Mereka menawarkan layanan kesehatan gratis. Termasuk operasi seperti jantung terbuka, kateterisasi jantung, dan bahkan persalinan bayi.
 
Kementerian mengatakan bahwa mereka telah mengerahkan segenap sumber daya manusia demi membantu jamaah haji, menunjuk sekitar 29.000 personel medis di lapangan saat suhu udara meningkat sampai 45 derajat Celsius.
 
Wisata medis selama haji?
 
Beberapa kritikus menuding para peziarah selama bertahun-tahun mengambil keuntungan dari apa yang mereka sebut sebagai 'wisata medis haji' karena perawatannya gratis. Seorang juru bicara kementerian kesehatan yang memfasilitasi akses Al Arabiya ke rumah sakit Raja Abdullah Medical City, pada Selasa 29 Agustus, menceritakan kisah seorang Aljazair.
 
Jamaah itu mengetahui bahwa dia menderita kanker tahap akhir dalam musim haji tahun lalu dan diizinkan tinggal di rumah sakit selama hampir setahun sebelum dibolehkan pulang sesudah menunjukkan kemajuan besar pasca-perawatan oleh para ahli onkologi Saudi.
 
Tetapi Dr. Naim Al-Shuaibi, konsultan kardio di rumah sakit, menepis dugaan yang mempercayai itu sebagai tren dan mengatakan kisah pasien Aljazair tersebut adalah bukti kasus yang mereka lakukan di Mekkah.
 
"Orang-orang dari seluruh dunia menabung sepanjang hidup mereka untuk mendapatkan kesempatan melakukan ibadah sejauh ini demi menunaikan kewajiban agama mereka. Mereka tidak dapat menutupi kenyataan bahwa usia tua mereka membuat mereka lemah dan rentan dan kami tidak dapat menolak pasien manapun dalam keadaan apapun," kata Al-Shuaibi.
 
Pertolongan itu terjadi, pada Selasa malam, ketika para dokter bekerja sepanjang waktu guna membantu dua pasien berbeda di ruang bedah yang berdampingan. Seorang pasien berasal dari Yaman berusia 51 tahun menjalani operasi Angiogram. Sementara di ruang sebelahnya, dokter mulai mengoperasi pria Afghanistan berusia 71 tahun. 
 
Kedua pria tersebut adalah jamaah haji, yang menurut keluarganya bertekad untuk meninggalkan rumah sakit sesegera mungkin pada saat mereka melakukan ibadah beberapa hari ke depan.
 
Mudah untuk mengatakan bahwa dengan suhu yang sangat tinggi pada musim haji ini, maka kasus serangan kardio dan sengatan panas pasti akan umum terjadi. Tapi dokter di rumah sakit Mekkah mengatakan bahwa mereka telah bersiap dengan segala kemungkinan.
 
"Kami waspada setiap tahun dan berharap agar tidak ada penyakit buruk yang menimpa setiap jamaah. Tapi kalau-kalau terjadi sesuatu yang sangat buruk, kami siap untuk itu. Inilah yang telah kami persiapkan," kata Jaha.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan