ISIS dituduh berupaya memusnahkan komunitas Yazidi dengan membunuh para prianya, memperbudak perempuan dan anak-anak, serta melarang keyakinan tradisionalnya.
"Pembunuhan massal terjadi dan terus berlangsung," tegas Kepala Komisi Penyidik PBB untuk Suriah, Paulo Pinheiro, seperti dikutip BBC, Jumat (17/6/2016).
Paulo menambahkan ISIS melakukan kekerasan yang mengerikan atas semua perempuan, anak-anak, maupun pria Yazidi yang mereka tangkap.
Komisi menyarankan agar kasus ini diajukan kepada Mahkamah Kejahatan Internasional.
Para penyidik mengaku memiliki informasi yang rinci tentang tempat, bentuk kekerasan, dan nama dari para pelakunya.
Komunitas internasional juga didesak agar lebih banyak membantu komunitas Yazidi, yang pertama kali diserbu ISIS pada 2014.
Yazidi bukan pemeluk Islam dan bukan etnik Arab dengan keyakinan tradisional sendiri, yang dianggap hina oleh para militan ISIS.
Kelompok minoritas ini berbahasa Kurdi dan sebagian besar tinggal di kawasan Pegunungan Sinjar di sebelah utara Irak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News