Kondisi warga di Sudan Selatan yang terancam kelaparan (Foto: AFP).
Kondisi warga di Sudan Selatan yang terancam kelaparan (Foto: AFP).

PBB: Dunia Hadapi Krisis Kemanusiaan Terbesar Sejak 1945

Arpan Rahman • 11 Maret 2017 15:08
medcom.id, New York: Dunia sedang menghadapi krisis kemanusiaan terbesar sejak 1945. Kepala kemanusiaan PBB (ERC) mengatakan saat ia memohon bantuan untuk menghindari "bencana".
 
Stephen O'Brien berkata kepada Dewan Keamanan PBB, lebih dari 20 juta orang terancam mati kelaparan dan paceklik di Yaman, Somalia, Sudan Selatan, dan Nigeria.
 
Unicef telah memperingatkan 1,4 juta anak bisa mati kelaparan tahun ini. O'Brien katakan, USD4,4 miliar dibutuhkan mulai Juli demi mencegah bencana.
 
"Kita berdiri di titik kritis dalam sejarah," kata O'Brien pada Dewan Keamanan, Jumat 10 Maret. "Sudah sejak awal tahun kita menghadapi krisis kemanusiaan terbesar sejak PBB berdiri."
 
"Sekarang, lebih dari 20 juta orang di empat negara itu terancam kelaparan dan paceklik. Tanpa upaya global kolektif dan terkoordinasi, penduduk hanya akan mati kelaparan. Banyak lagi yang akan menderita dan tewas kena penyakit," tuturnya seperti dikutip BBC, Sabtu 11 Maret 2017.
 
Komentar O'Brien menyusul imbauan serupa dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, bulan lalu. Saat itu, Guterres ungkapkan PBB hanya menerima USD90 juta selama tahun 2017, banyak janji hanya angin surga.
 
Seperti O'Brien, ia mendesak lebih banyak dukungan keuangan bagi keempat negara. Tapi mengapa mereka membutuhkan bantuan?
 
Yaman
 
Beberapa foto beredar di antara yang paling mengejutkan tahun lalu: anak-anak kurus, tergantung pada kehidupan dengan sisa sedikit kekuatan. Balita empat tahun tidak lebih besar dari bayi baru lahir. Dan para ibu tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan anak-anak mereka mati.
 
Diperkirakan seorang anak meninggal setiap 10 menit di Yaman akibat penyakit yang tak dapat dicegah, sementara setengah juta balita menderita gizi buruk akut.
 
PBB perkirakan sekitar 19 juta orang -- atau dua pertiga dari penduduk Yaman -- butuh bantuan kemanusiaan setelah dua tahun perang saudara antara pemberontak Houthi dan pemerintah, yang didukung oleh koalisi dipimpin Arab Saudi.

PBB: Dunia Hadapi Krisis Kemanusiaan Terbesar Sejak 1945
Warga di Sudan Selatan (Foto: AFP).
 
Sudan Selatan
 
Badan-badan PBB melaporkan 100.000 orang menghadapi kelaparan di Sudan Selatan, sementara satu juta lebih diklasifikasikan sebagai di ambang kelaparan.
 
Masalah akut sebagian besar berupa keadaan rawan pangan, dan sudah meluas secara nasional.
 
Secara keseluruhan, menurut PBB, 4,9 juta orang -- atau 40 persen penduduk Sudan Selatan -- "membutuhkan makanan yang mendesak, pertanian, dan bantuan gizi".
 
Nigeria
 
PBB menggambarkan bencana di timurlaut Nigeria sebagai "krisis terbesar sebenua" -- sepenuhnya meningkat sejak kelompok militan Boko Haram berontak kembali.
 
Sudah diketahui, ekstremis membunuh 15.000 jiwa dan mengusir lebih dari dua juta orang mengungsi. Tapi saat pemberontakan mereka mengendur, muncul ribuan orang yang hidup dalam kondisi kelaparan membutuhkan bantuan.
 
PBB memperkirakan pada Desember ada 75.000 anak-anak pada risiko mati kelaparan. Sisanya 7,1 juta orang di Nigeria dan wilayah tetangga Danau Chad dianggap "rawan pangan amat parah".
 
Somalia
 
Terakhir kali kelaparan ditemukan di Somalia -- hanya enam tahun lalu -- hampir 260.000 orang meninggal. Pada awal Maret, muncul laporan bahwa 110 orang meninggal di satu daerah dalam waktu 48 jam.
 
Kelompok bantuan kemanusiaan menakutkan insiden ini bisa menjadi sebuah awal: kurangnya pasokan air -- menyalahkan sebagian pada fenomena cuaca El Nino -- yang sudah mematikan ternak dan tanaman, meninggalkan 6,2 juta orang perlu pertolongan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan