Seperti dikutip dari kantor berita AFP, tuduhan kecurangan dari kubu oposisi dan potensi terjadinya aksi kekerasan menyelimuti hari pemilihan.
Presiden Emmerson Mnangagwa, mantan sekutu Mugabe dari Partai ZANU-PF, menghadapi pemimpin oposisi Nelson Chamisa dari MDC.
Mugabe, 94, yang digulingkan militer Zimbabwe pada November, sempat membuat intervensi mengejutkan di malam menjelang pemilu. Ia menyerukan kepada warga untuk tidak memilih ZANU-PF.
Sejumlah jenderal Zimbabwe mengejutkan dunia tahun lalu saat menguasai pemerintahan dan mendorong Mnangagwa untuk berkuasa. Penggulingan dilakukan saat Mugabe dituduh hendak menggunakan kekuasaannya untuk menjadi sang istri menjadi presiden.
Mnangagwa, 75, yang menjanjikan awal baru bagi Zimbabwe, menjadi kandidat yang difavoritkan dalam pemilu kali ini.
Namun Chamisa, 40, yang menunjukkan performa bagus semasa kampanye, berharap dapat meraih suara pemuda yang menginginkan perubahan.
Berbicara di Harare pada Minggu kemarin, Mugabe berharap pemilu kali ini dapat "menghapus bentuk pemerintahan militer."
"Saya tidak dapat memilih mereka yang menyiksa saya," tegas Mugabe, mengindikasikan dirinya akan memilih Chamisa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News