"Kami menyatakan jumlahnya sekarang lebih dari 100 tahanan. Kami tidak tahu keberadaan mereka," ungkap James Jeffrey, petinggi Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat kepada Komite Urusan Luar Negeri DPR AS.
Turki melancarkan operasi militer di Suriah setelah Presiden Donald Trump menyetujui terkait penarikan pasukan AS yang bersekutu dengan Pasukan Demokrat Suriah (SDF).
Jeffrey mengatakan bahwa milisi Kurdi masih menjaga para tahanan dari kelompok ekstremis. Mereka juga memperingatkan bahwa mereka akan perlu mencurahkan tenaga sumber daya untuk melawan Turki sebagai gantinya.
"Hampir semua penjara yang dimonitori SDF masih dalam kondisi aman. SDF masih memiliki pasukan di sana," kata Jeffrey, dikutip dari France24, Kamis, 24 Oktober 2019.
"Kami memantau sebaik mungkin. Kami masih memiliki warga-warga di Suriah yang bekerja dengan SDF dan salah satu prioritas itu adalah penjara-penjara ini," imbuh dia.
Pasukan Kurdi menarik diri dari daerah perbatasan utama sebagai bagian dari perjanjian yang ditengahi AS dengan Turki untuk mengakhiri serangan.
Turki menghubungkan para pasukan Kurdi Suriah dengan separatis PKK di negara mereka, yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Penulis: Rifqi Akbar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News