Berusaha untuk menarik garis di bawah salah satu krisis diplomatik terburuknya, Arab Saudi telah mengajukan 11 tersangka tak dikenal ke pengadilan atas pembunuhan di konsulat Istanbul Oktober lalu. Lima dari mereka menghadapi hukuman mati.
Namun pembunuhan itu dikatakan melibatkan tim yang terdiri dari 15 orang agen pemerintah Arab Saudi, dan baik CIA maupun utusan khusus PBB telah secara langsung mengaitkan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman dengan pembunuhan itu. Namun kerajaan membantah tuduhan itu.
Yang jelas, ketidakhadiran dari persidangan tertutup yang dimulai pada Januari adalah Saud al-Qahtani. Dia selama ini dikenal sebagai sosok yang bertanggungjawab atas kehumasan kerajaan dan rekan dekat pangeran. Namun Al-Qahtani dipecat usai ada dugaan keterlibatannya.
“Dalam sidang terakhir di Juli, salah satu kerabat Khashoggi menantang ketidakhadiran Qahtani dan menuntut agar dia dipanggil untuk memberikan kesaksian,” keterangan dua pejabat Barat yang mengetahui informasi itu kepada AFP, Selasa 1 Oktober 2019.
Tidak jelas apa yang mendorong banding atau apakah pengadilan Saudi akan menerimanya. Tetapi permintaan untuk membawa Qahtani menandai perkembangan yang menakjubkan dalam uji coba yang dikendalikan ketat oleh negara, salah satu pejabat mengatakan.
Qahtani telah lama menimbulkan ketakutan di kerajaan itu, mendapat julukan seperti ‘Raja Troll’, ‘Mr Hashtag’ dan ‘Lord of the flies’ karena mengelola pasukan elektronik untuk mempertahankan citra putra mahkota dan mengintimidasi kritik yang dirasakannya.
Qahtani belum muncul di depan umum sejak pembunuhan dan keberadaannya tidak diketahui. Kondisi itu memicu spekulasi apakah kerajaan melindungi dia atau ingin mendisiplinkannya secara terpisah.
Mencari kambing hitam
Pejabat dari AS, yang telah menjatuhkan sanksi pada Qahtani karena perannya dalam ‘perencanaan dan pelaksanaan’ operasi yang mengarah ke pembunuhan, diketahui telah mendesak putra mahkota untuk memutuskan hubungan dengannya.
Tetapi pecahnya mungkin rumit oleh fakta bahwa ia dianggap mengetahui rahasia negara yang sensitif.
"Penghapusan sosok seperti Saud al-Qahtani dapat dilihat bukan sebagai langkah reformasi, tetapi sebagai upaya untuk mengkambinghitamkan pejabat tingkat tinggi untuk memberikan kesan Arab Saudi berubah," sebut Marc Owen Jones , seorang peneliti di Universitas Exeter, Inggris.
Masih belum jelas kapan persidangan akan berakhir. Kementerian media Arab Saudi tidak menanggapi kabar mengenai persidangan ini.
Para diplomat dari anggota tetap Dewan Keamanan PBB,- termasuk Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia, dan AS- serta Turki diizinkan hadir sebagai pengamat proses hukum Arab Saudi yang sepenuhnya menggunakan bahasa Arab. Mereka tidak diizinkan membawa penerjemah dan biasanya dipanggil secara mendadak.
Keluarga Khashoggi yang diizinkan menghadiri persidangan, telah menolak laporan penyelesaian damai dengan Pemerintah Arab Saudi.
Putra Khashoggi mengatakan di Twitter Selasa bahwa ia memiliki ‘kepercayaan penuh’ pada sistem peradilan kerajaan dan mengkritik ‘musuh di Timur dan Barat’ yang katanya mengeksploitasi kasus ini untuk merusak negara dan kepemimpinan Raja Salman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News