Ia mengklaim ladang baru ini dapat menghasilkan lebih dari 50 miliar barel minyak mentah. Angka fantastis tersebut dapat meningkatkan sepertiga dari total cadangan minyak mentah Iran saat ini.
"Saya mengatakan kepada Gedung Putih bahwa saat Anda menjatuhkan sanksi terhadap penjualan minyak Iran, para pekerja dan teknisi kami di sini mampu menemukan 53 miliar barel minyak," ungkap Rouhani, merujuk pada Amerika Serikat.
AS menarik diri dari perjanjian nuklir Iran tahun lalu, dan kemudian menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Iran. Salah satu fokus dari sanksi tersebut adalah sektor perminyakan Teheran.
Dikutip dari DW, ladang minyak terbaru ini dapat menjadi yang kedua terbesar di negara tersebut. Ladang minyak terbesar di Iran saat ini adalah Ahvas, yang diestimasi dapat memproduksi 65 miliar barel minyak mentah.
Penemuan ladang minyak diumumkan beberapa hari usai Iran menyatakan siap melanjutkan proses peningkatan pengayaan uranium -- sebuah pelanggaran terhadap perjanjian nuklir bernama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
JCPOA ditandatangani Iran dan sejumlah negara besar, termasuk AS, pada 2015.
Ali Akbar Salehi, Kepala Organisasi Energi Atom Iran, mengatakan bahwa produksi pengayaan uranium negaranya kini mencapai lima kilogram per hari, dari hanya 450 gram dua bulan lalu.
Salehi menambahkan Iran tengah mengembangkan prototipe sentrifugal terbaru, IR-9, yang dapat bekerja 50 kali lebih cepat dari mesin IR-1.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News