"Kami siap berdialog jika (AS) duduk di meja perundingan dengan penuh rasa hormat dan mematuhi aturan internasional. Namun kami tidak mau jika diperintahkan untuk bernegosiasi," tutur Rouhani, dikutip oleh kantor berita Fars, Sabtu 1 Juni 2019.
"Selama ini kami telah menunjukkan bahwa kami tidak bisa ditekan oleh kekuatan asing," sambung dia.
Iran dan AS terlihat konfrontasi tajam dalam sebulan terakhir, satu tahun usai Presiden Donald Trump menarik Negeri Paman Sam dari perjanjian nuklir 2015.
AS menjatuhkan kembali sanks kepada Iran tahun lalu, dan meningkatkannya pada Mei, dengan memerintahkan semua negara agar menghentikan impor minyak Teheran. Dalam beberapa pekan terakhir, AS juga terindikasi bergerak menuju konfrontasi militer lewat pengiriman sejumlah pasukan ke Timur Tengah.
Trump mengatakan perjanjian nuklir 2015 kurang kuat dan ingin Iran menyepakati perjanjian baru. Senin kemarin, Trump menegaskan bahwa pemerintahannya tidak menginginkan adanya perubahan rezim di Iran.
"Negara (Iran) itu memiliki peluang menjdai negara yang hebat di bawah kepemimpinan saat ini. Kami tidak menginginkan perubahan rezim. Saya hanya ingin menekankan hal tersebut," ungkap Trump.
Berbicara di hadapan sekelompok atlet Iran, Rouhani merespons pernyataan Trump tersebut. Ia menilai pernyataan itu bertolak belakang dari yang sebelumnya dilontarkan Trump tahun lalu.
"Musuh kita tahun lalu telah mendeklarasikan tujuannya untuk menghancurkan Republik Iran. Namun saat ini musuh yang sama menyebutkan secara eksplisit tidak ingin mengubah sistem (kita)," sebut Rouhani.
"Jika kita tetap positif dalam perang melawan Amerika, maka kita akan menang," lanjut dia.
Baca: Trump: AS Tidak Mengincar Perubahan Rezim di Iran
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News