Kematian Selasa terjadi ketika pasukan keamanan Sudan mencoba memecah posisi para anti-pemerintah di luar markas militer di Khartoum untuk kali kedua. Polisi menggunakan gas air mata, peluru karet, dan tembakan langsung guna membubarkan para pengunjuk rasa, menurut Asosiasi Profesional Sudan, yang menjadi ujung tombak demonstrasi.
Protes anti-pemerintah telah berlangsung selama empat bulan dalam kemarahan atas ekonomi yang sedang bersikutat -- dengan meningkatnya seruan kepada Presiden Omar al Bashir untuk mengakhiri pemerintahannya selama 30 tahun.
Secara perdana pada Senin, para pemimpin protes meminta para pemimpin militer untuk meninggalkan presiden. Mereka menindaklanjuti pada Selasa dengan mengundang para pemimpin bertemu untuk berdiskusi.
Permohonan mereka ditolak, Mayor Jenderal Ahmed Khalifa al Shami berkilah militer tidak ada hubungannya dengan masalah politik. Rekaman yang diposting daring pada Selasa menunjukkan beberapa tentara Sudan melindungi para pengunjuk rasa dan menjaga pintu masuk ke demonstrasi berupa aksi duduk.
Komite Dokter Sudan mengatakan setidaknya 153 orang terluka sejak Sabtu. Pada Selasa, Norwegia, Inggris, dan Amerika Serikat mendukung tuntutan para pemrotes dan menyerukan ‘rencana yang kredibel’ buat transisi politik.
Amnesty International mengatakan pihak berwenang di Khartoum menutup pasokan air ke lokasi aksi duduk itu, dan mobil-mobil digeledah dan disita oleh pasukan keamanan jika mereka ditemukan membawa makanan dan suplai air kepada para pengunjuk rasa.
"Langkah oleh pihak berwenang untuk mencoba membuat para demonstran kelaparan dan menolak mereka akses ke komunikasi adalah upaya yang jelas membungkam dan menyangkal hak asasi para demonstran," kata Joan Nyanyuki, direktur kelompok itu untuk wilayah tersebut, disiarkan dari laman Sky News, Rabu, 10 April 2019.
Menteri Dalam Negeri Sudan Bishara Gomaa mengatakan kepada parlemen pada Senin bahwa setidaknya tujuh orang telah tewas dalam protes sejak Sabtu -- enam di Khartoum dan ketujuh di wilayah Darfur. Tidak ada komentar lebih lanjut tentang kematian terbaru yang dilaporkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News