Dia langsung diterima oleh Emir Kuwait, Syekh Sabah al-Ahmad al-Sabah dan pejabat senior Kuwait lainnya untuk menyelesaikan sengketa Teluk tersebut.
Tillerson dikabarkan akan menjajaki cara-cara untuk mengakhiri kebuntuan setelah penolakan Qatar terhadap 13 tuntutan yang diajukan negara-negara Arab.
13 tuntutan ini harus dituruti Qatar jika ingin kembali membangun hubungan diplomatik dengan Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir.
"Kami mencoba untuk menyelesaikan sebuah masalah yang tidak hanya menyangkut kita, tapi seluruh dunia," ucap Syekh Sabah, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa 11 Juli 2017.
Kunjungan Tillerson ke Kuwait ini tampaknya sebagai bukti bahwa AS tidak berpihak pada Arab Saudi.
"Harapan kami adalah negara-negara ini segera mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan dan mengajukan itikad baik untuk menyelesaikan keluhan satu sama lain," ucap Tillerson.
Posisi AS sekarang terlihat seperti mencoba untuk bekerja sama dengan Kuwait, yang berperan sebagai mediator, untuk menengahi krisis Qatar dan empat negara Teluk ini.
Sampai saat ini, Qatar masih menjadi tuan rumah pangkalan udara Udeid, fasilitas militer terbesar AS di Timur Tengah. Dari sana pesawat-pesawat koalisi pimpinan AS melakukan penerbangan untuk menyerang ISIS di Suriah dan Irak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News