Courier Mail dinilai sejumlah pihak, terutama kalangan aktivis transgender, terlalu melebih-lebihkan pemberitaan Mayang. Lewat judul provokatif, citra Mayang seolah menjadi sama buruknya dengan pelaku mutilasi, Marcus Peter Volke.
"Keluarga Mayang telah kehilangan satu-satunya sumber pendapatan untuk menyekolahkan anak kedua dan ketiga mereka, yang sama-sama seorang perempuan. Mayang adalah tulang punggung keluarga," ucap Devantier seperti diwartakan Dailmail.co.uk, Selasa (7/10/2014).

Devantier juga meminta semua orang beramai-ramai menandatangani petisi di situs change.org, untuk meminta Courier Mail meminta maaf atas semua artikel terkait kasus Mayang. Petisi ini sudah mencapai lebih dari 15 ribu tanda tangan.
Pembunuhan sadis Mayang terbongkar pada Sabtu malam kemarin. Polisi menemukan potongan tubuh Mayang di sebuah panci di apartemen Brisbane. Volke berhasil kabur melalui pintu belakang, dan menggorok lehernya sendiri.
Sebelum ke Australia, Volke bekerja sebagai pekerja seks komersil di Copenhagen, Denmark. "Saya adalah pria seksi dari Australia. Sangat bersahabat dan mudah berteman, tapi juga profesional," demikian iklan yang dipasang Volke, yang menggunakan Heath XL sebagai nama PSK-nya.
.jpg)
Mayang, yang juga berprofesi sebagai PSK, memasang iklan serupa untuk lebih menarik pelanggan. Tarif yang dipasang WNI asal Lampung ini adalah Rp6 juta per jam.
"Saya memiliki tubuh bugar yang seksi dan hot," tulis sebuah iklan yang dipasang Mayang di dunia maya.
Iklan lainnya berbunyi: "Payudara besar. Sangat hot di tempat tidur, lengkap dengan ekstra 'pisang besar.' Istilah pisang merujuk pada fitur tubuh Mayang yang memiliki dua alat kelamin, atau biasa disebut shemale.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id