Militer Turki saat terjadi kudeta 15 Juli lalu (Foto: AFP).
Militer Turki saat terjadi kudeta 15 Juli lalu (Foto: AFP).

Kaleidoskop Internasional 2016

Kudeta Gagal Turki, Upaya Menjatuhkan Erdogan

Wahyu Dwi Anggoro • 31 Desember 2016 14:12
medcom.id, Jakarta: Recep Tayyip Erdogan bisa dibilang orang paling berkuasa di Turki. Dia menjabat sebagai presiden sejak 2014. Dia sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri sejak 2003. Namun, Erdogan hampir kehilangan segalanya pertengahan Juli lalu.
 
Kelompok militer yang menamakan diri Dewan Perdamaian  Tanah Air melancarkan upaya kudeta pada 15 Juli malam. Mereka menyerang sejumlah objek vital di Ankara dan Istanbul. Mereka juga menyandera beberapa pejabat tinggi.
 
(Baca: Militer Kudeta Pemerintah Turki).
 
Dewan Perdamaian Tanah Air menduduki stasiun televisi pemerintah TRT pada 16 Juli dini hari. Mereka mengambil alih kegiatan penyiaran TRT. Mereka  kemudian memaksa seorang pembawa berita membacakan pengumuman.
 
"Dewan Perdamaian Tanah Air kini memimpin Turki dan menjamin keamanan seluruh rakyat Turki. Angkatan Bersenjata Turki telah mengambil alih seluruh kegiatan pemerintahan untuk memulihkan konstitusi, hak asasi manusia, hukum dan keamanan yang telah rusak," bunyi pengumuman tersebut.
 
Kudeta Gagal Turki, Upaya Menjatuhkan Erdogan
Presiden Erdogan bersama para petinggi militer (Foto: AFP).
 
 
Erdogan sedang berlibur di Maramis di pesisir Laut Mediterania saat menerima kabar tentang upaya kudeta. Dia segera mencari tempat yang lebih aman. Dia lalu mengontak media untuk memobilisasi pendukungnya.
 
"Saya meminta seluruh rakyat Turki turun ke jalan. Tidak ada kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan rakyat," ucap Erdogan di stasiun televisi CNN Turki.
 
"Saya adalah panglima tertinggi. Para pelaku akan membayar mahal," lanjut Erdogan.
 
Pendukung Erdogan serta merta menjawab seruannya. Unjuk rasa bermunculan di berbagai kota. Ribuan orang mendatangi Bandara Attaturk di Istanbul. Massa mengusir tentara dari kawasan bandara.
 
Upaya kudeta mulai mengalami kemunduran menjelang pagi. Angkatan Bersenjata Turki menyatakan loyal kepada Erdogan. Militer Turki hanya membutuhkan beberapa jam untuk melumpuhkan Dewan Perdamaian Tanah Air. 
 
"Mereka kelompok minoritas dalam militer. Ini adalah sebuah aksi pemberontakan. Ini adalah sebuah aksi makar. Mereka akan membayar mahal untuk aksi makar ini," ujar Erdogan sesaat setelah menjejakkan kaki di Istanbul.
 
Pasca Upaya Kudeta
 
Setidaknya tiga ratus orang tewas dan sekitar dua ribu lainnya luka-luka. Sebanyak 179 warga sipil meninggal dunia.  Beberapa  kantor pemerintah mengalami kerusakan parah termasuk Istana Kepresidenan dan Gedung Parlemen.
 
Erdogan menuduh tokoh karismatik Fethullah Gulen sebagai dalang upaya kudeta. Dia memerintahkan pembersihan pendukung Gulen di setiap lapisan masyarakat. Gulen saat ini tinggal di pengasingan di Amerika Serikat. 

(Baca: Jutaan Rakyat Turki Rayakan Kegagagalan Kudeta Militer).
 
Pemerintah Turki mengamankan ribuan tentara dan pejabat militer. Mereka menahan setidaknya 87 jenderal angkatan darat, 32 jenderal angkatan laut dan 30 jenderal angkatan udara.
 
Pembersihan juga dilakukan di lembaga-lembaga penegakan hukum. Pemerintah Turki memberhentikan ribuan hakim. Mereka juga memecat ribuan petugas keamanan.
 
Kudeta Gagal Turki, Upaya Menjatuhkan Erdogan
Warga Turki usai kudeta gagal (Foto: AFP).
 
 
Pembersihan kemudian meluas ke institusi-institusi pemerintah lainnya seperti Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Kesehatan dan universitas-universitas negeri.
 
Pemimpin surat kabar Cumhuriyet Can Dundar menyebutnya sebagai pembersihan terbesar sepanjang sejarah Turki. Sejarawan Amerika Serikat Henri Barkey menyamakannya dengan pembersihan yang dilakukan pemimpin komunis Tiongkok Mao Tse Tung.
 
Indonesia ikut terkena riak dari menghangatnya iklim politik di Turki. Pemerintah Turki sempat menahan beberapa pelajar Indonesia. Mereka mencurigai hubungan antara pelajar Indonesia dengan  pendukung Gulen.
 
"Kita tidak campuri urusan politik dalam negeri Turki, tapi kita menaruh perhatian kepada perlindungan WNI kita di sana," ungkap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kepada para wartawan di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2016).
 
Siapa Dalang Upaya kudeta?
 
Bermacam teori menyeruak setelah terjadinya upaya kudeta. Berbagai teori tersebut mengerucut kepada militer, Gulen dan Erdogan sendiri.
 
Militer Turki memiliki sejarah panjang dalam hal kudeta. Mereka telah melakukan empat kali kudeta pada 1960, 1971, 1980 dan 1997.
 
Militer Turki merupakan pendukung utama sistem sekuler yang diperkenalkan Kemal Attaturk. Mereka tak segan melawan kelompok yang dianggap mengancam warisan Kemal Attaturk.
 
Meskipun demikian, sebagian besar pengamat ragu militer berada di balik peristiwa kali ini. Para pengamat menunjukkan buruknya pelaksanaan dan kurangnya koordinasi .
 
"Mereka bergerak di luar garis komando. Mereka tidak memiliki banyak sumber daya," sebut analis Turki Sinan Ulgen kepada Guardian.
 
Kudeta Gagal Turki, Upaya Menjatuhkan Erdogan
Fethullah Gulen dituduh sebagai dalang kudeta Turki (Foto: Reuters).
 
 
Pemerintah Turki dengan tegas menunjuk Gulen sebagai dalang. Mereka bersikukuh Gulen telah menanamkan orang-orangnya di militer.
 
"Kelompok Gulen jarang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Mereka lebih memilih melakukan penyadapan, manipulasi bukti atau kampanye hitam," jelas  jurnalis Turki Ezgi Basaran kepada BBC.
 
"Sumber menyebutkan pihak penguasa berencana menangkap orang-orang Gulen di militer pada 16 Juli.  Sumber tersebut mengaku kelompok Gulen mengetahui rencana ini. Kelompok Gulen kemudian memutuskan untuk beraksi," terang Basaran.
 
Sebuah teori konspirasi mempertanyakan peran Erdogan. Teori tersebut mengklaim Erdogan sengaja merencanakan upaya kudeta supaya bisa memperluas kekuasaannya.
 
"Secara logika upaya aksi ini terlalu jauh untuk bisa dikatakan sebagai konspirasi," pungkas Basaran.

 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan