Pekan Mode Busana Santun Istanbul. (Foto: Monique Jaques)
Pekan Mode Busana Santun Istanbul. (Foto: Monique Jaques)

Revolusi Mode Busana Islami Turki

Arpan Rahman • 19 September 2016 06:00
medcom.id, Istanbul: Para model, tinggi dan luwes, lenggang-lenggok di panggung busana diiringi ketukan musik tradisional ala Maroko. Rata-rata berasal dari Rusia dan Eropa Timur. Mereka biasanya menampilkan gaya desainer terbaru di Paris atau New York. Tetapi di Istanbul, mereka hanya mengenakan sepatu hak tinggi, tunik berjuntai terayun-ayun, dan jilbab berwarna-warni.
 
Peragaan busana, sebagai perhelatan dari Pekan Mode Busana Santun Istanbul, diadakan di sebuah stasiun kereta api peninggalan era Kesultanan Utsmaniyah, dengan gerbong kuno dan bagasi antik sebagai alat peraga.
 
Bukan busana muslim dari Riyadh atau Kabul, juga bukan gaun hitam kelam seperti yang ditiru Barat. Busana Islami di Istanbul adalah sebuah kemilau penuh warna, kreatif, dan menyenangkan. Ini bisnis besar.

"Kami mengambil kesempatan. Ada banyak di antara kami gadis Muslim yang mengenakan jilbab, dan kami menyukai mode," kata Dina Torkia, blogger busana muslim dari London. Dia berjilbab dan dikerumuni para penggemar, ingin berfoto bersama. 
 
Sementara Eropa berdebat mengenai burkini — baju renang penutup aurat yang di dilarang di beberapa kota di Prancis karena dianggap simbol penindasan perempuan — gaun Islami di Turki telah menjadi simbol kebebasan beragama di tengah kritik pedas soal sekularisme.
 
Istanbul berusaha menjadi kota mode Islami, satu ambisi yang mencerminkan sejauh mana masyarakat Turki telah berubah wajah di bawah pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
 
Di bawah sistem sekuler garis-keras lawas Turki, jilbab atau hijab, dipandang sebagai simbol keterbelakangan dan dilarang di kantor-kantor pemerintah dan sekolah-sekolah. Dalam beberapa pekan terakhir, seperti burkini yang diperdebatkan Prancis, Turki lagi menghancurkan tabu kuno, dengan mengizinkan polisi wanita, untuk pertama kalinya, memakai jilbab saat bertugas.
 
Tidak lagi menjadi objek ejekan di Turki — dengan dukungan pemerintah Islam — jilbab telah mendorong revolusi busana muslim, lengkap dengan rumah mode, majalah, blogger, dan para bintang Instagram. Tokoh wanita di negara itu, seperti istri Erdogan, Emine, dan Sheikha Mozah, istri dari mantan Emir Qatar, menjadi ikon busana bagi wanita muda konservatif.
 
Pasar Busana Muslimah
 
Revolusi Mode Busana Islami Turki

Pekan Mode Busana Santun Istanbul. (Foto: Monique Jaques)
 
"Semua orang seperti keheranan dan bertanya, '(terjun ke) pasar (busana) Muslimah?'" kata Karim Ture, mantan eksekutif industri teknologi yang sekarang mengelola rumah mode Islami Modanisa di Istanbul. "Cadar hitam. Itu stereotip (busana Muslimah)," tambahnya, seperti dikutip The New York Times, Sabtu (17/9/2016).
 
Ture menyelenggarakan Pekan Mode Busana Santun Istanbul, gelaran fantastis yang dihelat di stasiun kereta api pada Mei, sebuah acara perdana di kota itu. Desainer dari seluruh dunia Islam meluncurkan koleksi mereka di sana. Namun sebagian besar model di acara itu bukan wanita muslim. 
 
"Model Rusia dan Eropa Timur cenderung lebih tinggi daripada perempuan Turki. Dan lebih mampu membawakan desain itu, lebih mudah untuk menunjukkan sesuatu yang serba gemerlapan," kata Ture.
 
Salah satu desainer yang hadir di acara itu adalah Loubna Sadoq, seorang Muslimah usia 40-an yang tinggal di Amsterdam dan mulai mengenakan jilbab beberapa tahun lalu. "Saya berada dalam sebuah perjalanan religius, dan saya ingin lebih banyak ketenangan dalam hidup saya," katanya.
 
Namun selera mode baru Sadoq tidak berlangsung lama. "Saya memiliki gaya hidup berbeda," tutur Sadoq, menyebutkan bikini dan bar. "Tapi saya masih religius Saya masih berdoa. Dan saya mengenakan jilbab ketika pergi ke masjid." Sekarang dia adalah seorang wiraswasta, menjual jilbab terbuat dari serat alami, seperti bambu.
 
Desainer busana Muslim pada dasarnya berusaha menjawab satu pertanyaan: bagaimana caranya seorang wanita bisa menjadi modis, namun tetap cocok menurut agamanya pada saat yang bersamaan?
 
"Allah tidak mengirimkan faks, atau emailtentang bagaimana kita berpakaian. Jangan menjadi obyek seks di jalan untuk pria. Itulah pesannya. Jangan memprovokasi mereka," sebut Ture. 
 
Sadoq mengatakan aturan berbusana Islami sederhana. "Tidak ada perbedaan antara mode sederhana dan mode arus utama. Anda hanya harus menyesuaikan beberapa hal, seperti panjang dan lebar. Anda tidak boleh memperlihatkan kulit, dan longgar," jelas dia.
 
Sekuler dan Konservatif
 
Revolusi Mode Busana Islami Turki

Sesi foto busana Muslimah untuk majalah Ala di Turki. (Foto: Monique Jaques)
 
Kaum sekuler di Turki takut agama mendominasi sendi kehidupan sehari-hari, namun bagi muslim konservatif Turki justru sebaliknya. Konservatif di Turki khawatir Islam akan dikalahkan komersialisme.
 
Segelintir muslim konservatif di Turki berdemonstrasi di luar acara peragaan busana sembari meneriakkan, "Allah Maha Besar!" Salah seorang demonstran pria mengatakan bahwa Al-Quran jelas mewajibkan perempuan berjilbab, dan dirinya menyesalkan bahwa petunjuk Allah telah dijadikan "alat untuk tindakan asusila yang disebut mode."
 
Beberapa busana yang ditampilkan di acara itu terlihat menyerempet batas-batas tradisional: atasan dengan bentuk berlekuk, sedikit menunjukkan kulit, garis leher agak rendah.
 
"Panjang dipotong jadi lebih pendek, segala sesuatu terlihat ketat," kata Gamze Ucar, 38, yang keluarganya berbisnis tekstil dan percaya bahwa beberapa desain yang dikenakan oleh perempuan muslim saat ini melanggar aturan Islam. 
 
Seiring berkembangnya pasar busana Islam dalam beberapa tahun terakhir, para desainer ternama mulai beraksi. DKNY dan Tommy Hilfiger telah merancang koleksi Ramadan, dan Dolce & Gabbana menjual abaya, pakaian luar yang panjang, berharga masing-masing lebih dari 2.000 dolar AS.
 
Noor Tagouri, jurnalis asal Amerika Serikat yang ingin menjadi penyiar televisi pertama yang mengenakan hijab di Amerika, mengaku sering menerima email dari orang-orang Kristen yang mengatakan, "Kami suka pakaian itu walau kami bukan Muslim."
 
"Ya, Anda masih bisa memakainya. Anda masih dapat bergoyang dengan itu," respons Tagouri.
 
Revolusi Mode Busana Islami Turki
Beragam busana Muslimah dijual di distrik Fatih di Istanbul. (Foto: Monique Jaques)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan