Sepasang WN Jerman berpelukan di depan bendera Belgia yang diproyeksikan ke Brandenburg Gate, Berlin, sebagai tanda solidaritas atas teror bomb Brussels. AFP Photo/Odd Andersen
Sepasang WN Jerman berpelukan di depan bendera Belgia yang diproyeksikan ke Brandenburg Gate, Berlin, sebagai tanda solidaritas atas teror bomb Brussels. AFP Photo/Odd Andersen

Teror & Fenomena Belasungkawa

Coki Lubis • 23 Maret 2016 19:11
medcom.id, Jakarta: Ledakan bom beruntun di bandara dan stasiun kereta api Brussels mengagetkan dunia. Puluhan orang tewas, ratusan lainnya luka-luka yang tiga di antaranya adalah WNI.
 
Teror bom tersebut terjadi, Selasa (22/3/2016), sekitar satu pekan ledakan bom mobil di Ankara, Turki. Sebanyak 37 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
 
Hari ini ungkapan belasungkawa terhadap teror bom Brussels membanjiri media sosial. Tidak sedikit netizen Belgia dan Prancis menggambarkannya sebagai persamaan nasib sehubungan teror bom di Paris.

Kondisi ini mengingatkan kita pada postingan seorang netizen di Facebook tentang bom di Ankara, Turki. Tulisan jujur soal belasungkawa dari akun James Taylor itu viral dan mendunia pekan lalu.
 
James Taylor membandingkan 'gegap gempita' respon teror bom kantor media Charlie Hebdo dan Paris dengan Ankara yang 'miskin' belasungkawa. Lokasi kejadiannya pun kurang lebih sama, di tengah sebuah kota modern, tempat orang lalu-lalang, beraktifitas dan bukan wilayah konflik.
Teror & Fenomena Belasungkawa
Hanya saja, James mengutarakan bahwa faktor agama mayoritas Islam yang membuat orang berfikir bahwa Turki itu Timur Tengah. Hal ini mempengaruhi tingkat solidaritas dan belasungkawa dari dunia, yang tidak sedalam peristiwa Charlie Hebdo, teror Paris, London maupun New York.
 
Banyak yang menganggap peristiwa bom Ankara sesuatu yang biasa saja terjadi, sehingga tidak mempedulikannya. Banyak yang memandang ledakan Ankara sama seperti bom di lingkungan sipil Irak, Suriah dan negara Timur Tengah lainnya yang dilanda konflik.
 
Tulisan James yang ditutup dengan "You were Charlie, you were Paris. Will you be Ankara?" ini disambut positif ratusan ribu netizen dunia dan disebarkan kembali. Postingan ini dianggap membakar semangat solidaritas serta anti diskriminasi ras dan agama.
 
Mari berduka bagi semua korban teror di bumi dan bersama-sama mengutuk aksi keji itu.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan