Meski tak spesifik dalam hasil kesepakatan, namun konflik Yaman menjadi salah satu perhatian negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI untuk segera menyelesaikannya.
Seperti diketahui, Pertemuan OKI menghasilkan tiga kesepakatan. Pertama, OKI mendukung kemerdekaan Palestina. Kedua, pemberantasan radikalisme dan terotrisme. Sedangkan yang ketiga, adalah masalah konflik yang ada di negara dan antarnegara.
Konflik Yaman, masuk dalam kesepakatan yang ketiga. Hal inilah yang menjadi bahasan para pemimpin negara-negara Islam untuk segera menyelesaikan konflik bersenjata Yaman. Langkah konkret yang dilakukan negara-negara OKI adalah dengan membentuk task force.
JK mengungkapkan, konflik Yaman sudah diberhentikan sejak kemarin siang, sehingga tak dibicarakan kembali dalam perundingan OKI.
"Tapi selalu semua masalah harus diselesaikan diplomatis dengan suasana damai. Kita bentuk task force," ujar JK usai pertemuan bilateral dalam Peringatan KAA ke-60 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (22/4/2015).
Ia mengaku, beberapa negara Islam yang tergabung dalam OKI tersebut meminta agar Indonesia menjadi leader dalam task force tersebut. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara terbesar serta memiliki peran yang kuat dalam OKI.
"Kita akan tunggu secara resmi OKI. Tapi smua minta agar Indonesia sebagai negara terbesar memiliki pernan yang kuat di situ. Terkait negara-negara dalam task force, nanti akan diatur kembali negara-negara mana saja (yang berperan di task force)," pungkas JK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News