medcom.id, Istanbul: Pengadilan di Istanbul memerintahkan penangkapan terhadap enam aktivis hak asasi manusia, termasuk direktur Amnesty International Turki, Selasa 18 Juli 2017.
Padahal, mereka masih menunggu persidangan atas tuduhan membantu sebuah kelompok teror bersenjata. Perintah ini menambah kekhawatiran atas hak dan kebebasan warga di negara tersebut.
Empat aktivis lainnya dibebaskan dari tahanan sambil menunggu hasil persidangan. Mereka dicekal ke luar negeri dan harus melapor secara teratur ke polisi.
Kelompok tersebut ditahan awal bulan ini dalam penggerebekan polisi di sebuah hotel Pulau Buyukada. Di sana, mereka menghadiri lokakarya pelatihan tentang keamanan digital.
Mereka dicurigai "melakukan kejahatan atas nama organisasi teroris tanpa menjadi anggota."
Amnesty International menggambarkan keputusan pengadilan sebagai "pukulan telak bagi hak-hak asasi di Turki."
"Ini bukan penyelidikan yang sah, ini adalah perburuan takhayul bermotif politik yang memetakan masa depan hak asasi akan menakutkan di Turki," kata Salil Shetty, sekretaris jenderal Amnesty International.
"Hari ini kita sudah belajar bahwa membela hak asasi manusia telah menjadi kejahatan di Turki. Ini adalah momen kebenaran, bagi Turki dan masyarakat internasional," cetusnya seperti dilansir ABC News, Selasa 18 Juli 2017.
Tidak jelas organisasi teror mana yang dicurigai pemerintah telah mendapat bantuan para aktivis. Namun laporan media Turki mengatakan, jaksa penuntut -- yang meminta penangkapan tersebut -- mengajukannya berdasarkan catatan bukti komunikasi mereka dengan tersangka terkait militan Kurdi dan sayap kiri serta gerakan pimpinan ulama Fethullah Gulen.
Tidak jelas organisasi teror mana yang dicurigai pemerintah telah mendapat bantuan para aktivis. Namun laporan media Turki mengatakan, jaksa penuntut -- yang meminta penangkapan tersebut -- mengajukannya berdasarkan catatan bukti komunikasi mereka dengan tersangka terkait militan Kurdi dan sayap kiri serta gerakan pimpinan ulama Fethullah Gulen.
Gulen, yang tinggal terasing di Amerika Serikat, dituduh Ankara mendalangi usaha kudeta gagal di Turki tahun lalu.
Kudeta Gagal
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan awal bulan ini membuat tuduhan, bahwa kelompok tersebut terlibat sebuah pertemuan bernuansa upaya kudeta.
Mereka yang dipenjara termasuk direktur Amnesty Turki, Idil Eser, dan aktivis dari Helsinki Citizens Assembly dan Human Rights’ Agenda Association. Dua instruktur mereka -- seorang Jerman dan Swedia -- juga ditangkap.
Turki mengumumkan keadaan darurat setelah kudeta gagal dan melancarkan operasi "bersih-bersih" berskala besar. Otoritas menangkap sekitar 50.000 orang dan memecat lebih dari 110.000 pegawai berbagai lembaga pemerintah.
Tindakan keras pada awalnya berfokus pada orang-orang yang diduga memiliki hubungan dengan komplotan yang diduga kudeta. Namun operasi diperluas dengan memasukkan politikus, wartawan, dan aktivis.
Eser menjadi pejabat tertinggi kedua Amnesty International di Turki yang ditangkap. Bulan lalu, ketua Amnesty Turki Taner Kilic ditangkap karena diduga terkait dengan organisasi Gulen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News