medcom.id, Ankara: Peristiwa kudeta gagal terhadap pemerintahan Turki Jumat 15 Juli lalu, menyisakan cerita di mana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang hampir saja diserang oleh jet tempur pelaku kudeta.
Dua pesawat F-16 yang dikendalikan oleh pelaku kudeta terbang mendekati pesawat pribadi yang ditumpangi oleh Erdogan. Pesawat Gulfstream itu terbang di wilayah Istanbul, ketika kudeta oleh militer tengah berlangsung.
(Baca: Militer Kudeta Pemerintah Turki https://www.medcom.id/internasional/dunia/Rb171ZeK-militer-kudeta-pemerintah-turki)
Satu tembakan atau rudal Sidewinder bisa saja menjatuhkan jet yang ditumpangi Erdogan dan menewaskannya. Tetapi pilot kepresidenan memiliki rencana lain.
Pilot pun mengubah transmisi radio yang serupa dengan penerbangan maskapai sipil. Karenanya, pesawat pribadi itu secara efektif tersamar sebagai pesawat maskapai penerbangan sipil.
Sementara di saat bersamaan, jet tempur yang loyal kepada Erdogan mulai mengejar pesawat-pesawat pemberontak ini. Ketika ditanya mengenai hal itu, Erdogan hanya menyebutkan ini sebuah kesalahan komunikasi.
Kudeta yang berlangsung selama kurang lebih 24 jam itu, berakhir dengan kegagalan besar setelah sekitar 300 prajurit pelaku kudeta dan yang loyal dengan pemerintah dilaporkan tewas. Prajurit pemberontak pun sempat menguasai jet tempur, helikopter tempur dan pesawat transportasi, termasuk pesawat baru yang canggih, Airbus A400.
Personel angkatan udara dan pesawatnya merupakan bagian penting dari ambisi dari para pelaku kudeta. "Sepertinya para pelaku kudeta sangat terorganisir di angkatan udara," ujar jurnalis Turki Arda Mevlutoglu, seperti dikutip The Daily Beast, Selasa (19/7/2016).
Pasukan anti-Erdogan itu dikabarkan mengendalikan sekitar empat jet tempur F-16s dan empat pesawat tanker KC-135 serta setidaknya sepasang helikopter Blackhawk. Selain itu, mereka juga merebut helikopter tempur Cobra, dua helikopter AS532 dan diperkirakan enam pesawat transpotrasi C-160 dan C-130 serta dua pesawat A400.

Sebuah pesawat jet tempur F-16 (Foto: AFP)

Sebuah pesawat jet tempur F-16 (Foto: AFP)
Ketika proses kudeta berlangsung, para pelaku menguasai Bandara Ataturk. Akibatnya pesawat yang membawa Erdogan tidak bisa mendarat.
Kemudian pesawat F-16s yang dikuasai oleh pelaku kudeta melakukan pencarian dari pesawat yang ditumpangi Erdogan. "Mengapa mereka tidak melepaskan tembakan, itu masih menjadi misteri," tutur mantan perwira militer yang mengetahui secara dekat peristiwa kudeta ini.
Tetapi penjelasan yang paling masuk akal adalah pesawat Gulfstream berbaur dengan pesawat sipil yang macet di udara. Pilot pesawat mengubah radio transmisi pesawat, yang memperlihatkan identitasnya. Pada akhirnya pesawat itu menggunakan identitas THY 8456, yang menunjukkan data sebagai pesawat Turkish Airlines.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id