"ADF menggorok leher delapan orang di siang bolong. Intervensi kami berhasil mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa," ucap Wali Kota Losendjola Morisho, seorang kepala kepolisian di wilayah Mangina, kepada kantor berita AFP.
"Sekitar 20 lainnya dinyatakan hilang usai serangan. Kami belum tahu apakah mereka dibunuh, disandera atau melarikan diri. Kami masih terus mencari mereka," lanjut dia.
Mangina berada di wilayah Beni, pusat operasi ADF. Menurut keterangan sejumlah aktivis, lebih dari 300 orang tewas sejak militer RD Kongo memulai operasi perburuan milisi ADF di Beni pada Oktober 2019.
Pada 28 Januari, 36 warga sipil tewas dalam serangan milisi di Oicha yang juga berlokasi di Beni. Serangan itu disebut-sebut sebagai aksi balasan ADF atas operasi militer pemerintah.
ADF, kelompok di balik tewasnya ribuan warga sipil di Beni sejak Oktober 2014, awalnya hanya sebuah grup pemberontak di Uganda yang muncul untuk melawan Presiden Yoweri Museveni.
Grup tersebut kemudian berpindah ke RD Kongo bagian timur pada 1995 selama terjadinya Perang Kongo. Saat ini, ADF terus merekrut banyak milisi dari berbagai negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News