Kunjungan tersebut merupakan bagian dari program Kedutaan Besar RI di Addis Ababa untuk mempromosikan Indonesia di Ethiopia, terutama di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Keempat wartawan tersebut adalah Jerusalem Betsiha Gebrehiwot dan Mitiku Huluye Kebede dari Televisi ETV Language, Sisay Sahlu Nigatu dari surat kabar The Daily Monitor dan Neamin Ashenafi Mammo dari surat kabar The Reporter. Kunjungan ke Indonesia itu merupakan kali pertama bagi mereka semua.
Selasa 16 Juli malam, Duta Besar Indonesia untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, Al Busyra Basnur, mengundang keempat wartawan tersebut ke KBRI Addis Ababa. Mereka diminta untuk menyampaikan kesan dan pesan masing-masing usai berkunjung ke Indonesia.
Jerusalem dari ETV mengatakan sektor pariwisata Indonesia sangat maju. Pemerintah Indonesia dinilai mampu mengembangkan pariwisata dengan melibatkan masyarakat. Melalui community-based tourism, masyarakat Indonesia benar-benar terlibat dalam mengembangkan suatu daerah tujuan wisata.
"Ethiopia, yang juga memiliki potensi pariwisata besar seperti Indonesia, perlu belajar dari cara-cara Indonesia membangun sektor pariwisata," tambah Jerusalem, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu 17 Juli 2019.
Lebih lanjut, Jerusalem menekankan pentingnya meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Ethiopia di bidang promosi serta perlindungan budaya, diplomasi publik, perlindungan lingkungan hidup dan people to people contact.
Secara khusus, Jerusalem memuji peran Dewan Pers Indonesia yang luar biasa dalam dunia jurnalistik Indonesia. Jerusalem juga mengingatkan pentingnya peran penerbangan langsung maskapai Ethiopia Airlines dalam memajukan kerja sama pariwisata dan ekonomi Indonesia-Ethiopia.
Neamin dari The Reporter mengatakan banyak sekali yang ia pelajari dari kunjungannya ke Indonesia. Indonesia disebutnya sebagai negara besar dan maju secara ekonomi.
Namun, jumlah investasi Indonesia di Ethiopia dirasa Neamin masih kurang banyak, belum seimbang dibandingkan besarnya ekonomi Indonesia. Di Ethiopia, investasi Tiongkok disebut Neamin berjumlah cukup besar.
"Indonesia harus bersaing dengan Tiongkok. Saya mengharapkan ekonomi, terutama investasi Indonesia, hadir lebih besar lagi di Ethiopia," ucap Neamin.
Lebih lanjut Neamin memahami bahwa memang tidak mudah bersaing dengan Tiongkok. Namun, Indonesia dinilai bisa bersaing jika melihat dari berbagai potensi sumber daya yang ada saat ini.
"Masih sangat banyak yang bisa dilakukan Indonesia di Ethiopia di bidang kerja sama ekonomi. Saya akan menulis tentang hal itu," ujar Neamin. Ia mengingatkan bahwa semangat Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 belum tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya di Ethiopia.
Sisay dari The Daily Monitor mengaku kaget dan kagum terhadap Indonesia. Ia tidak menyangka Indonesia sangat maju di bidang pariwisata dan pengembangan ekonomi kreatif. Masyarakat disebutnya melayani wisatawan dengan baik dan profesional.
"Saya sering jalan sendirian di Indonesia, di luar dari agenda yang telah dijadwalkan, semata-mata untuk melihat Indonesia dari dekat dan yang sesungguhnya," sebut Sisay.
Satu hal yang mengesankan Sisay adalah, bahwa sebagian besar orang Ethiopia mengenal Indonesia dengan baik. Namun, orang Indonesia belum mengenal Ethiopia yang sesungguhnya, terutama kemajuan sekarang ini. "Orang Indonesia masih menganggap Ethiopia seperti kebanyakan negara-negara di Afrika lainnya," tambah dia.
Satu hal lagi yang membuat Sisay takjub pada Indonesia adalah penghijauan yang dilihatnya ada dimana-mana, sama halnya dengan Ethiopia. Kota Addis Ababa dengan ketinggian 2.200 meter dari permukaan laut diselimuti oleh banyak pepohonan hijau yang berusia ratusan tahun.
Guna meningkatkan penghijauan di seluruh wilayah Ethiopia, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed telah mencanangkan penanaman 4 miliar pohon selama musim hujan dari Juni hingga Agustus mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News