Indonesian Film Week di Damaskus, Suriah, 21-23 September 2016. (Foto: KBRI Damaskus)
Indonesian Film Week di Damaskus, Suriah, 21-23 September 2016. (Foto: KBRI Damaskus)

Pekan Film Indonesia Pukau Warga Lattakia Suriah

25 September 2016 11:31
medcom.id, Lattakia: Selama tiga hari berturut-turut sejak tanggal 21-23 September 2016, warga Kota Lattakia Suriah terpukau oleh film Indonesia Habibie-Ainun, 5cm, dan Tenggelamnya Kapal Van der Wijck pada Pekan Film Indonesia yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus Suriah.
 
Pada pembukaan Pekan Film Indonesia di Gedung Kebudayaan Dar al-Assad 21 September, Gubernur Lattakia Mayjen Ibrahim Khudur al-Salim menyampaikan bahwa Kota Lattakia mendapatkan kehormatan dipilih menjadi kota pertama diselenggarakannya Pekan Film Indonesia pertama di Suriah ini. Selain itu, Gubernur Ibrahim yang juga turut menonton film Habibie-Ainun hingga selesai mengutarakan kekagumannya pada sikap patriotisme Presiden Habibie dan kehebatan bangsa Indonesia dalam industri dirgantara.
 
“Kami berharap Pekan Film Indonesia ini bukan yang pertama dan terakhir di Lattakia. Berikutnya bukan hanya film, tetapi juga kesenian Indonesia lainnya kami tunggu pagelarannya di Lattakia,” tutur Gubernur Ibrahim.

Sementara itu, Direktur Kebudayaan Lattakia, Majid Sorem, pada sesi diskusi film 5cm 22 September menyampaikan bahwa penyelenggaraan Pekan Film Indonesia di Lattakia menjadi bukti nyata bahwa Indonesia adalah sahabat sejati Suriah. Di tengah banyak negara yang bersikap memusuhi Suriah, justru Indonesia tetap membuka kedutaannya di ibukota Damaskus dengan kepala perwakilan setingkat duta besar.
 
"Indonesia telah mendobrak ‘embargo kebudayaan’ terhadap Suriah dengan dimulainya penyelenggaraan Pekan Film Indonesia di Suriah ini," ujar Direktur Kebudayaan, Majid Sorem, meminjam istilah embargo ekonomi yang tengah diderita oleh Suriah.
 
Pekan Film Indonesia Pukau Warga Lattakia Suriah
Gedung Kebudayaan Dar al-Assad di Suriah. (Foto: KBRI Damaskus)
 
Menurut pengakuan Lidya Jarkas (23/9), mahasiswi Universitas Tishreen Lattakia, film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck menjadi film favoritnya selama ia menonton tiga hari berturut-turut.
 
"Film ini sangat menyentuh hati," jawab Lidya sambil menyeka air mata ketika ditanya film favoritnya. "Herjunot Ali dan Pevita Pierce layak dapat Oscar Award karena memainkan peran Zainuddin dan Hayati di film Kapal Van der Wijck ini."
 
Seorang kritikus film asal Lattakia yang juga selalu menonton setiap hari, Thareq Kherbek, menilai pada 24 September, bahwa strategi KBRI Damaskus menggunakan film sebagai alat promosi adalah sangat tepat. Di dalam sebuah film tidak hanya terkandung gambar, musik, dan cerita, tetapi juga nilai, emosi, dan kebudayaan yang terbungkus apik.
 
"Saat menonton film, kita secara langsung tetapi tidak sadar sedang disuguhi promosi tentang pemandangan, musik, nilai, sekaligus keluhuran kebudayaan Indonesia selama berjam-jam lamanya," nilai Thareq Kherbek. "Pekan Film Indonesia adalah strategi yang tepat dan jitu di tengah masyarakat Suriah yang bosan dan lelah dengan konflik."
 
Ditambahkan oleh Pejabat Penerangan Sosbud KBRI Damaskus, AM. Sidqi, bahwa penyelenggaraan Pekan Film Indonesia ini digelar di tiga kota besar di Suriah, yaitu Lattakia (21—23 September 2016), Homs (28—30 September 2016), dan Damaskus (5—8 Oktober 2016). Menurutnya, pemutaran film ini dimaksudkan salah satunya untuk mengembalikan citra positif Indonesia yang sering dipersepsikan sebagai bangsa pembantu.
 
"Setelah Pemerintah RI menghentikan pengiriman TKI ke seluruh negara Arab, termasuk Suriah, saatnya kita mengenalkan wajah positif dan keren Indonesia melalui film," kata Sidqi.
 
Pekan Film Indonesia Pukau Warga Lattakia Suriah
Warga Suriah menikmati Pekan Film Indonesia di Lattakia. (Foto: KBRI Damaskus)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan