medcom.id, New York: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) memilih anggota tidak tetap yang baru. Swedia dan Kazakhstan termasuk dalam beberapa nama baru yang terpilih.
Sidang Umum PBB memilih lima anggota DK PBB baru pada Selasa 28 Juni dan secara penuh mendukung Ethiopia dan Bolivia. Kedua negara tidak menghadapi hadangan untuk mewakili Afrika dan Amerika Latin dan Karibia.
Tetapi setelah pemungutan suara yang berlangsung lima putaan, Belanda dan Italia yang berasal dari negara Barat sama kuat dengan 95 suara. Keduanya membutuhkan 127 suara untuk menang.
Setelah reses sebanyak dua kali oleh Presiden Sidang Majelis Umum, Mogens Lykketoft, menlu dari Belanda dan Italia membuat kesepakatan. Mereka memutuskan untuk berbagi keanggotaan dua tahun di DK PBB. Italia selama 2017 dan Belanda pada 2018.
Kesepakatan ini harus didukung oleh kelompok negara Barat yang melakukan pertemuan pada Rabu 29 Juni waktu New York, Amerika Serikat (AS) dan sepertinya secara virtual pihak negara Barat akan menerimanya. Usai kesepakatan diterima Lykketoft akan melanjutkan kembali pertemuan sidang majelis.
Membagi keanggotaan tidak tetap DK PBB yang hanya berdurasi dua tahun ini, bukan hal tidak pernah terjadi. Pada pertengahan 1950 dan 1960 juga pernah dialami oleh DK PBB. Seperti contoh, Cekoslovakia menjadi anggota pada 1964 dan berbagi keanggotaan dengan Malaysia yang menjalani masa jabatan pada 1965.
Turut menjadi perhatian dalam pemilihan keanggotan DK PBB ini adalah Kazakhstan dan Swedia. Kazakhstan mengalahkan Thailand yang juga mengajukan diri mewakili Asia.
Kazakhstan menang dengan suara 138 dari Thailand yang mendapatkan 55 suara. Kelompok pemerhati HAM, Human Rights Watch (HRW) mengkritik pencalonan dari kedua negara itu, karena dianggap memiliki catatan pelanggaran HAM tinggi.
Sementara Swedia yang juga terpilih, tidak sabar untuk bergabung bersama lima anggota DK PBB lainnya. "40 konflik dan 11 perang yang terjadi, jelas sangat mengkhawatirkan. Ini tentunya harus kita atasi," ujar Menlu Swedia Margot Wallstrom, seperti dikutip Time, Rabu (29/6/2016).
Meraih kursi anggota tidak tetap DK PBB menjadi raihan besar bagi banyak negara. Status ini memberikan suara kuat dalam menghadapi masalah perdamaian dan keamanan internasional.
DK PBB diisi oleh 15 anggota. 10 di antaranya adalah anggota tidak tetap, sementara anggota tetap yang memiliki hak veto antara lain, Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Inggris dan Prancis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News