medcom.id, Baghdad: Aksi kekerasan di Irak sepanjang 2016 dilaporkan menyebabkan banyak warga sipil tewas.
Organisasi PBB untuk Misi Bantuan di Irak (UNAMI) mengatakan, setidaknya 6.878 warga sipil tewas dalam rangkaian kekerasan di Irak. Sementara di saat bersamaan, Pemerintah Irak berupaya keras untuk menjaga keamanan di seluruh negeri dan mengalahkan kelompok militan Islamic State (ISIS) dari wilayah yang mereka kendalikan.
"Angka kematian ini harus dipertimbangkan sebagai angka minimun karena tidak bisa memberikan verifikasi jumlah korban tewas dari pihak warga sipil secara keseluruhan, di beberapa wilayah konflik," ujar pihak UNAMI, seperti dikutip AFP, Selasa (3/1/2016).
"Selain itu ada juga warga yang tewas karena efek sekunder seperti kekurangan air, makanan, obat-obatan dan tidak ditangani oleh tim medis," lanjut pernyataan UNAMI.
Selain 6.878 warga sipil yang tewas, 12.388 warga lainnya terluka sepanjang 2016. Namun jumlah korban tewas 2016, belum termasuk korban jiwa di wilayah barat Irak, seperti Provinsi Anbar, selama bulan Mei, Juli, Agustus dan Desember.
Jika dibandingkan jumlah kematian di 2016, lebih sedikit dibandingkan kematian di 2015 yang mencapai 7.515.
Sementara PBB pun mengeluarkan jumlah korban warga sipil yang tewas di Desember 2016 yang mencapai 386 jiwa. Adapun korban luka totalnya hingga 1.066 orang.
UNAMI juga menyebutkan bahwa wilayah terparah yang terkena imbas kekerasan adalah Provinsi Ninevah. Di wilayah ini, pasukan pemerintah berperang untuk merebut kembali Kota Mosul dari ISIS.
208 warga sipil dilaporkan di provinsi tersebut dan 511 lainnya terluka. Ibu Kota Baghdad juga tidak lepas dari korban jiwa akibat kekerasan dengan 208 warga sipil dilaporkan tewas dan 109 lainnya terluka.
ISIS mengklaim bertanggungjawab dalam rangkaian serangan bom di Baghdad. Serangan terparah terjadi pada Juli lalu, ketika aksi bom bunuh diri menewaskan hampir 300 jiwa, yang menjadikan insiden itu sebagai serangan terparah di Baghdad dalam waktu 13 tahun perang di Irak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News