Peristiwa dalam video tersebut sebenarnya terjadi pada bulan Februari lalu. Namun, baru-baru ini Departemen Konservasi (DOC) Selandia Baru mengunggahnya kembali di akun Instagram resminya dan menggemparkan jagat maya.
Dalam rekaman terlihat pria tersebut dengan sengaja melompat ke arah badan orca jantan dewasa di lepas pantai Devonport, Auckland, Selandia Baru. Pria tersebut terdengar begitu bangga saat berhasil menyentuh orca.
"Saya menyentuhnya. Apakah Anda mendapatkanya (merekamnya)?” ujar pria dalam video seperti dikutip dari laman abc.net.au, Rabu, 22 Mei 2024.
Baca juga: Viral Aksi Bule Geber-geber Motor Sampai Nyemplung Kolam Renang, Netizen Auto Geram |
Sekelompok orang yang berada di dalam kapal terdengar tertawa. Mereka juga bersorak saat menyaksikan sambil menyaksikan perilaku salah satu kawannya. Padahal, tindakan menyentuh atau ‘membanting tubuh’ ke arah orca jelas dilarang.
DOC mengungkapkan banyak masyarakat yang khawatir dengan gangguan kepada orca. Pihaknya juga mengetahui keberadaan rekaman itu dari laporan masyarakat yang tanpa henti diterimanya.
Petugas Investigasi Utama DOC Hayden Loper mengatakan pria asal Auckland berusia 50 tahun itu menunjukkan ketidakpedulian terhadap keselamatan dirinya sendiri dan hewan. Ia dikenakan denda pelanggaran sebesar USD 600 atau sekitar Rp9,6 juta.
“Pria itu tetap berada di dalam air, kemudian berenang ke arah Orca untuk menyentuhnya lagi. Ini adalah perilaku bodoh dan menunjukkan ketidakpedulian terhadap kesejahteraan orca. Ini sangat tidak bertanggung jawab,” ujar Loper.
Baca juga: Simak Yuk, Ini Persyaratan dan Biaya Pengajuan Visa Pelajar ke New Zealand |
"Orca adalah hewan yang sangat kuat, dan hal ini bisa berakhir dengan sangat buruk. Paus yang kaget akan terluka, atau orang yang bertanggung jawab akan disakiti oleh hewan itu," dia menambahkan.
Lebih lanjut, Loper mengungkapkan bahwa ini bukan pertama kalinya terjadi. Ia meminta masyarakat untuk terus ikut mengawasi dan melaporkan jika melihat hal-hal serupa dibagikan di media sosial.
"Ini adalah kasus ketiga dalam beberapa tahun terakhir di mana konten media sosial berhasil membawa penuntutan terhadap DOC dan kami sangat menghargai informasi yang kami dapatkan dari masyarakat," kata Loper.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News