Penolakan didasari kekhawatiran akan adanya 'penyusup' di antara rombongan pengungsi yang mampu melancarkan aksi teror. Dalam tragedi Paris, petugas menemukan paspor warga Suriah di samping jasad salah satu pelaku bom bunuh diri.
Serangan yang dilakukan kelompok militan Islamic State (ISIS) di Paris menewaskan 129 orang dan melukai 352 lainnya.
"Dapat dipahami beberapa negara mengambil langkah apapun untuk melindungi warganya dari ancaman terorisme," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, seperti dikutip Al-Arabiya, Senin (16/11/2015).
"Namun memfokuskan (kebijakan) itu kepada pengungsi, kepada orang-orang yang melarikan diri dari aksi kekerasan, bukan suatu hal yang tepat. Mereka adalah orang-orang yang melarikan diri dari Daesh yang telah kita lihat beraksi di Paris," sambung dia, menggunakan akronim ISIS dalam Bahasa Arab.
Kepala grup anti-imigran Prancis Marine Le Pen menyerukan "penghentian penerimaan imigran," sementara gerakan PEGIDA di Jerman mengkritik keras kebijakan keimigrasian Eropa.
Sekjen PBB berulang kali mengatakan menutup perbatasan bukan solusi tepat untuk menghentikan krisis keimigrasian saat ini, yang merupakan terburuk sejak Perang Dunia II.
"Reaksi kita terhadap gelombang pengungsi seharusnya didasari rasa belas kasih dan empati," tutur Dujarric.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id