Trump tiba-tiba memindahkan 50 tentara AS dari Suriah utara. Pemindahan ini memungkinkan Turki menyerang sejumlah sekutu Kurdinya tanpa hambatan.
Penarikan itu memicu kekhawatiran bahwa beberapa dari ribuan anggota ISIS yang ditahan oleh pasukan pimpinan Kurdi mungkin meloloskan diri setelah serangan Turki.
Ditanya apakah dia khawatir tentang beberapa militan ISIS yang melarikan diri dan menjadi ancaman di tempat lain, Trump mengatakan: "Yah, mereka akan melarikan diri ke Eropa.
"Di situlah mereka ingin pergi. Mereka ingin kembali ke asal mereka," ungkapnya, disitat dari Independent, Kamis 10 Oktober 2019.
Trump mengatakan banyak militan ISIS yang berasal dari Eropa dan dia telah memberi negara-negara Eropa empat kesempatan untuk bertanggung jawab atas mereka.
"Tapi Eropa tidak menginginkannya dari kita. Kita bisa memberikannya kepada mereka, mereka bisa melakukan pencobaan, mereka bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan. Tapi seperti biasa itu tidak menjadi timbal balik," sambungnya.
Trump juga berkata, dia terbuka untuk menjatuhkan sanksi pada Turki jika Turki tidak memperlakukan Kurdi secara manusiawi.
Ditanya apa yang akan dia lakukan jika Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan memusnahkan etnis Kurdi, Trump menjawab: "Saya akan memberangus ekonominya jika dia melakukan itu."
Trump berusaha membuat keputusannya sejalan dengan keyakinannya bahwa AS tidak bisa menjadi polisi dunia dan harus membawa pulang pasukan.
Pada Senin ia mengancam akan ‘menghancurkan dan melenyapkan’ sepenuhnya perekonomian Turki jika negara itu mengambil tindakan apa pun yang dianggapnya ‘terlarang’. Ini dimaksud kebijakan Turki untuk menyerang Kurdi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News