Drone tersebut dinamakan 'Kian' itu dirancang, diproduksi dan diuji oleh para pakar angkatan udara dalam waktu sekitar satu tahun.
“Drone tersebut dibuat dalam dua model yang mampu untuk menjalankan misi pengintaian dan penerbangan terus menerus untuk keberhasilan akurat," ujar komandan Angkatan Udara Iran Brigadir Jenderal Alireza Sabahifard kepada kantor berita negara IRNA, seperti dilansir dari The Defense Post, Senin, 2 September 2019.
"Drone ini dapat melakukan misi yang kami percayakan. Kami yakin ia dapat terbang lebih dari 620 mil dan menemukan targetnya dengan sangat tepat," katanya.
“Pesawat yang baru diluncurkan ini dapat membawa amunisi yang beragam dan dapat terbang di ketinggian 5.000 meter (15.000 kaki),” imbuh IRNA.
Brigjen Sabahifard menambahkan, “Pesawat tak berawak ini mampu mengenai sasaran jauh dari perbatasan negara dan melakukan pertahanan udara dari wilayah musuh.”
Peluncuran ini muncul atas meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat. Ketegangan meningkat tahun lalu ketika Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran dan menerapkan kembali sanksi baru.
Pada Juni, Iran menembakkan drone Global RQ-4 AS RQ-4 dengan rudal darat ke udara karena diduga melanggar wilayah udaranya. Rudal tersebut sebagai sebuah tuduhan yang dibantah AS.
Penulis: Rifqi Akbar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News