Esmail Ghaani menggantikan Qassem Soleimani yang tewas dalam serangan udara AS di Irak pada 3 Januari 2020. (Foto: EPA)
Esmail Ghaani menggantikan Qassem Soleimani yang tewas dalam serangan udara AS di Irak pada 3 Januari 2020. (Foto: EPA)

Pengganti Soleimani Peringatkan Konsekuensi Keras terhadap AS

Willy Haryono • 04 Januari 2020 13:15
Teheran: Esmail Ghaani ditunjuk menjadi kepala baru Quds Force, pasukan cabang luar negeri dari Korps Garda Revolusioner Iran (IRGC). Ia menggantikan Qassem Soleimani yang tewas dalam serangan udara Amerika Serikat di Baghdad, Irak, pada Jumat 3 Januari.
 
Ghaani memperingatkan AS akan adanya konsekuensi keras terhadap pembunuhan Soleimani.
 
"Kami telah meminta semua orang untuk bersabar, dan Anda semua akan melihat jasad-jasad Amerika bergelimpangan di seluruh Timur Tengah," kata Ghaani, dikutip oleh Al-Jazeera, Sabtu 4 Januari 2020.

Pernyataan Ghaani terlontar usai Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Majid Takht Ravanchi meminta Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan udara AS di Irak. Ravanchi menilai serangan tersebut sebagai "aksi kriminal dan terorisme" yang dilakukan AS.
 
Saat menyuarakan pendapatnya di DK PBB, Ravanchi menggarisbawahi "peran signifikan" Soleimani dalam membantu sejumlah negara mengalahkan "grup-grup teroris paling berbahaya di dunia," termasuk Daesh atau biasa juga disebut Islamic State (ISIS).
 
Menurut Ravanchi, serangan udara yang menewaskan Soleimani telah "memupuskan klaim Amerika Serikat yang mengaku selalu berjuang melawan terorisme."
 
Sebelumnya, Pemimpin Agung Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei telah menunjuk Ghaani sebagai pengganti Soleimani. Khamenei menyebut Ghaani sebagai salah satu "komandan terhebat" IRGC selama masa Perang Iran-Irak di era 1980-an.
 
Soleimani tewas dalam serangan udara AS di sebuah bandara di Baghdad, Irak, Jumat 3 Januari. Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon menyebut serangan udara itu telah disetujui Presiden Donald Trump.
 
Selain Soleimani, serangan udara juga menewaskan Abu Mahdi al-Muhandis, pemimpin dari grup milisi Irak Kataeb Hezbollah yang didukung Iran. Washington mengaku menyerang Kataeb Hezbollah sebagai balasan atas kematian seorang kontraktor asal AS di Irak pada Jumat 27 Desember.
 
Berbicara kepada awak media di resor Mar-a-Lago di Florida, Trump menegaskan serangan udara yang menewaskan Soleimani dibutuhkan untuk menghentikan perang.
 
"Militer AS telah mengeksekusi serangan akurat yang menewaskan teroris nomor satu dunia, Qassem Soleimani," sebut Trump
 
"Soleimani telah merencanakan serangan jahat terhadap diplomat dan personel militer Amerika. Tapi kami mengetahui hal tersebut dan menghentikannya," lanjut dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan