Seorang pria bermotor melewati bus yang terbakar di provinsi Idlib, Suriah. (Foto: Reuters)
Seorang pria bermotor melewati bus yang terbakar di provinsi Idlib, Suriah. (Foto: Reuters)

Evakuasi di Aleppo Berlanjut Meski Lima Bus Dibakar

Arpan Rahman • 19 Desember 2016 12:52
medcom.id, Beirut: Kelompok bersenjata membakar lima bus yang seharusnya digunakan untuk evakuasi dekat Idlib, Suriah, Minggu 18 Desember. 
 
Aksi ini memperlambat kesepakatan evakuasi ribuan orang berangkat dari wilayah pemberontak di Aleppo. Para pengungsi berdesak-desakan dalam bus selama berjam-jam sebelum meninggalkan kota.
 
Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), pemantau perang yang berbasis di Inggris, mengatakan evakuasi di desa dekat Idlib telah ditunda akibat insiden tersebut. Lima bus itu baru saja meninggalkan Aleppo, setelah menunggu selama berjam-jam sebelum bisa melaju sejauh 5 kilometer keluar wilayah yang dikuasai pemberontak.

Sebagai balasan untuk evakuasi para militan beserta keluarga mereka dan warga sipil lainnya di Aleppo, pemberontak yang sebagian besar Sunni sepakat bahwa penduduk di desa al-Foua dan Kefraya juga diperbolehkan pergi.
 
Media pemerintah mengatakan "teroris bersenjata", sebuah istilah untuk menyebut semua kelompok yang memerangi Presiden Bashar al-Assad, telah melakukan serangan. Televisi pro-Damaskus Mayadeen dan SOHR menyalahkan kelompok pemberontak yang dulu dikenal sebagai Front Nusra.
 
Meskipun konvoi evakuasi Aleppo akhirnya bebas melaju ke kawasan pendudukan pemberontak, al-Rasyidin, tidak ada pernyataan resmi soal dampak pembakaran bus pada keberangkatan konvoi dari kota dan dua desa itu.
 
Evakuasi di Aleppo Berlanjut Meski Lima Bus Dibakar
Bus berjalan di pinggiran selatan Aleppo. (Foto: AFP)
 
Evakuasi Berlanjut
 
Sementara SOHR memaparkan, konvoi lima bus telah mencapai al-Rasyidin, seorang pejabat PBB di Suriah mengatakan hanya mereka yang telah meninggalkan Aleppo timur, menambahkan: "Evakuasi jalan terus."
 
Robert Mardini, direktur regional untuk Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang berada di garis depan operasi, menulis tweet bahwa beberapa bus dan satu ambulans dari Bulan Sabit Merah Suriah telah "meninggalkan Aleppo yang gelap dan dingin."
 
"Harapan kami operasi akan berjalan lancar," tambahnya seperti dilansir The Independent, Senin (19/12/2016).
 
Presiden Rusia Vladimir Putin, pendukung asing utama Assad, dan Presiden Turki Tayyip Erdogan, pendukung utama pemberontak, bersepakat lewat telepon bahwa gangguan itu harus cepat diatasi.
 
Komandan pasukan sekutu di pihak Assad mengatakan, masih ada kesempatan bagi negara-negara yang berpengaruh atas kelompok pemberontak untuk menemukan cara mengevakuasi warga sipil dengan aman.
 
Aleppo telah terpecah antara daerah pemerintah dan pemberontak dalam perang saudara hampir enam tahun. Serangan kilat tentara Suriah dan sekutunya mulai dilancarkan pertengahan November, setelah berbulan-bulan melakukan serangan udara intensif. Serangan kilat memaksa para pemberontak menyingkir dari sebagian besar wilayah pendudukannya dalam hitungan pekan.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan