"Situasi ekonomi perlu diselesaikan dan untuk itu Presiden Bashir memutuskan memotong pemerintah di semua tingkatan," kata staf Bashir kepada awak media, dilansir dari laman Deutsche Welle, Senin 10 September 2018.
"Presiden Bashir memutuskan untuk memiliki pemerintah yang lebih kecil dengan 21 anggota," imbuhnya.
Mantan Menteri Irigasi Moutaz Mousa Abdallah merupakan pilihan baru Bashir untuk perdana menteri. Dia akan ditugaskan untuk membentuk kabinet baru yang lebih kecil.
Sudan mengalami krisis ekonomi akut dengan inflasi meningkat menjadi 65 persen. Meski pun dilanda konflik, pertumbuhan tercatat sekitar enam persen antara 1998 dan 2008.
Mereka kehilangan banyak cadangan minyak ketika Sudan Selatan merdeka pada 2011.
Harapan Amerika Serikat (AS) akan mencabut beberapa sanksi terhadap pemerintah Sudan akan meningkatkan ekonomi juga sia-sia. Pada 2013, pemerintah berusaha menghemat dana dengan memotong subsidi bahan bakar, malah berujung bentrokan fatal di Khartoum.
Bank Dunia telah mendesak pihak berwenang Sudan untuk melakukan reformasi struktural menyeluruh untuk menghidupkan kembali ekonomi yang lesu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id