"Gagasan bahwa Negara-negara BRICS mencoba menjauh dari Dolar, sementara kita berdiam diri dan menonton sudah BERAKHIR. Kita menuntut komitmen dari Negara-negara ini, bahwa mereka tidak akan menciptakan Mata Uang BRICS baru, atau mendukung Mata Uang lain untuk menggantikan Dolar AS yang perkasa, atau mereka akan menghadapi Tarif 100%," kata Trump melalui akun media sosial X @realDonaldTrump, Minggu 1 Desember 2024.
Trump, yang akan kembali menjabat di Gedung Putih, tidak akan membiarkan langkah-langkah BRICS melemahkan pengaruh ekonomi Amerika Serikat. Ancaman tarif sebesar 100% terhadap ekspor negara-negara BRICS ke AS diyakini akan menjadi tekanan besar mengingat AS adalah salah satu pasar utama bagi produk-produk negara-negara tersebut.
Baca juga: Apa Alasan Indonesia Ingin Masuk BRICS? Ini Kata Menlu Sugiono
Dominasi Dolar dan Pertarungan Global
Dolar AS selama ini menjadi mata uang utama dalam perdagangan internasional dan cadangan devisa dunia. Namun, rencana BRICS untuk menciptakan mata uang bersama telah menjadi perhatian serius bagi AS. Mata uang baru tersebut diyakini akan mengurangi ketergantungan global pada dolar dan berpotensi menggeser dominasi ekonomi Amerika.BRICS secara kolektif mewakili hampir separuh populasi dunia dan sebagian besar pertumbuhan ekonomi global. Jika rencana ini terealisasi, mata uang BRICS dapat menjadi alat untuk mengurangi tekanan finansial dari sanksi AS, yang selama ini efektif karena dominasi dolar di sistem keuangan internasional.
Ancaman Trump: "Cari Orang Bodoh Lain!"
Trump menegaskan bahwa Amerika tidak akan tinggal diam menghadapi upaya ini. Dia menekankan bahwa negara mana pun yang mencoba menggantikan dolar harus bersiap menghadapi konsekuensi berat, termasuk isolasi dari ekonomi AS. Trump juga menyindir BRICS dengan menyebut mereka harus "mencari orang bodoh lain" jika berharap menggantikan posisi dolar."Mereka dapat mencari "orang bodoh" lain! Tidak ada peluang bahwa BRICS akan menggantikan Dolar AS dalam Perdagangan Internasional, dan Negara mana pun yang mencoba harus mengucapkan selamat tinggal kepada Amerika," tulis Trump.
Tarif 100% dan Dampaknya
Jika ancaman tarif benar-benar diberlakukan, dampaknya bisa sangat luas. Negara-negara BRICS yang mengandalkan ekspor ke AS, seperti Tiongkok dan Brasil, bisa mengalami guncangan ekonomi serius. Namun, BRICS juga memiliki opsi untuk memperkuat perdagangan internal mereka, yang dapat mengurangi dampak ancaman tarif dari AS.Langkah selanjutnya dari negara-negara BRICS akan menjadi sorotan dunia, terutama apakah mereka tetap melanjutkan ambisi menciptakan mata uang baru atau memilih meredam ketegangan dengan AS.
Trump telah membuka babak baru dalam perang ekonomi global. Akankah ancaman ini berhasil menahan BRICS, atau justru memicu persaingan lebih sengit?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News