Sebelumnya dengan tidak disambut oleh Raja Salman ketika tiba di Riyadh, spekulasi muncul bahwa Arab Saudi marah besar dengan AS. Ini dipicu oleh sebuah undang-undang yang diloloskan oleh Kongres AS, yang bisa berujung kepada tuntutan hukum diarahkan kepada Arab Saudi mengenai keterlibatan serangan 9/11.
Gedung Putih pun menegaskan bahwa Presiden Obama sudah menjelaskan masalah yang terjadi dengan Raja Salman. Mereka mengatakan bahwa hubungan kedua negara saat ini dalam kondisi baik.
Namun CNN, Kamis (21/4/2016), mendapatkan keterangan lain dari seorang anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi. Menurut anggota keluarga kerajaan itu, hubungan antara AS dengan Arab Saudi perlu dikaji ulang.
Pengkajian ulang hubungan kedua negara ini dipicu oleh harga minyak mentah yang terus menurun. Selain itu pasang surut hubungan antara kedua negara juga menjadi pemicunya.
Obama mendarat di Riyadh pada Rabu 20 April untuk melakukan pertemuan dengan para pemimpin Negara Teluk. Meski tidak disambut oleh Raja Salman, Obama melakukan pertemuan tertutup selama 2,5 jam dengan raja yang berusia 80 tahun itu.
Keduanya membahas isu seperti konflik di Yaman, peran dari Iran, ketidakstabilan Lebanon dan perang melawan kelompok Islamic State (ISIS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News