"Kami akan mulai menyuntikkan gas (uranium hexafluride) di Fordow," kata Rouhani dalam pidato di televisi pemerintah, dikutip dari AFP, Rabu, 6 November 2019.
Ini adalah langkah terbaru Iran sejak Amerika Serikat (AS) menarik diri dari perjanjian 2015 yang bermasalah. Semua pabrik pengayaan di Fordow ditangguhkan sebagai pembatasan kegiatan nuklir mereka.
Namun, pengabaian Washington atas kesepakatan tersebut tahun lalu, diikuti dengan penerapan sanksi kembali mendorong Iran untuk memulai penangguhan terhadap komitmen mereka sendiri.
Di bawah ketentuan perjanjian, Iran mempertahankan lebih dari 1.000 sentrifugal generasi pertama di pabrik Fordow.
Sebelumnya, Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi mengatakan produksi pengayaan uranium Teheran telah meningkat 10 kali lipat. Dia menambahkan produksi pengayaan uranium negaranya kini mencapai lima kilogram per hari, dari hanya 450 gram dua bulan lalu.
Status JCPOA menjadi tidak jelas usai Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian tersebut. Tidak hanya menarik diri, Trump juga menjatuhkan rangkaian sanksi baru kepada Iran.
Geram atas tindakan AS, Iran pun turut melanggar JCPOA dan bertekad menambah pengayaan uranium. Peningkatan produksi ini dimungkinkan karena Iran menggunakan dua mesin sentrifugal terbaru, salah satunya terlarang dalam JCPOA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News