Otoritas setempat mengatakan pelaku menabrakkan mobil berisi bahan peledak di hotel Asasey di kota Kismayo. Usai ledakan, sekelompok pria bersenjata menerobos masuk ke hotel.
Dikutip dari BBC, Sabtu 13 Juli 2019, kelompok militan al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan. Nalayeh dan suaminya dikabarkan menjadi dua dari tujuh korban tewas.
Saat ledakan terjadi, sejumlah politisi dan petinggi grup etnis Somalia sedang berkumpul di dalam hotel. Mereka tengah membicarakan mengenai pemilihan umum regional yang akan datang.
Sejumlah saksi mata mengaku mendengar suara ledakan yang langsung diikuti tembakan senjata api.
Abdi Dhuhul, salah seorang petugas keamanan, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa mantan pejabat lokal dan anggota parlemen tewas dalam serangan tersebut.
Baca: 62 Militan Al-Shabab Tewas Dihantam Serangan AS
Sementara terkait kematian Nalayey, Integration TV belum dapat mengonfirmasi laporan tersebut. Selama ini Nalayeh mengisi program Integration TV dalam menceritakan mengenai kehidupan di Somalia dan juga para diasporanya.
Nalayeh pindah ke Kanada bersama keluarganya saat masih berusaha enam tahun. Di sana, ia menjadi tokoh utama dalam komunitas diaspora Somalia. Belakangan, ibu dua anak itu kembali ke Somalia.
Politikus Kanada, Andrea Horwarth, bereaksi mengenai kabar kematian Nalayeh. "Rasa cintanya terhadap masyarakat begitu menginspirasi," tulis Horwath di Twitter.
Sementara jurnalis BBC Farhan Jimale mendeskripsikan Nalayeh sebagai sesosok "jiwa yang indah."
Sindikat Jurnalis Somali mengonfirmasi kematian Nalayeh dan juga satu wartawan lainnya, Mohamed Omar Sahal. Nalayeh dan Sahal adalah dua jurnalis pertama yang tewas dibunuh di Somalia tahun ini.
Al-Shabaab terusir dari Kismayo pada 2012, dan kota pelabuhan itu relatif tenang dalam beberapa tahun terakhir. Al-Shabaab cenderung melancarkan serangan teror di Mogadishu, meski wilayah Ibu Kota dijaga ketat pasukan lokal dan juga Uni Afrika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News