Presiden AS Donald Trump telah mengancam akan mundur dari perjanjian saat tiba waktunya untuk masa perpanjangan pada 12 Mei. Ia juga telah mendorong sejumlah sekutu Eropa untuk "memperbaiki kekurangan" dalam perjanjian itu.
Dalam sebuah pidato di televisi nasional Iran, Presiden Hassan Rouhani mengingatkan Washington dan negara lainnya akanIran mengalami penyesalan yang belum pernah dialami sebelumnya.
"Kami memiliki beberapa rencana untuk menentang keputusan apapun yang diambil Trump soal perjanjian nuklir," ujar Rouhani, seperti dikutip Sky News, Minggu 6 Mei 2018.
"Perintah telah dikeluarkan kepada organisasi energi atom kami dan juga ke sektor perekonomian untuk menghadapi rencana Amerika terhadap negara kita," lanjut dia.
"Amerika membuat sebuah kesalahan jika meninggalkan perjanjian nuklir," sebut Rouhani.
Inggris, Prancis dan Jerman telah berkomitmen terhadap perjanjian bernama JCPOA itu. JCPOA melibatkan pencabutan sanksi ekonomi terhadap Iran, sebagai ganti atas pembekuan program nuklir Teheran.
Iran menyebut tidak mendapatkan penghargaan apa-apa meski mematuhi perjanjian tersebut.
Selama ini, Iran membantah mengembangkan program nuklir untuk senjata, namun berkukuh hanya demi kepentingan masyarakat sipil.
"Kami tidak akan bernegosiasi dengan siapapun mengenai senjata dan pertahanan, dan kami akan membuat serta menyimpan senjata sebanyak-banyaknya," ungkap Rouhani.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson sedang bertolak menuju Washington untuk membujuk Trump agar tidak menarik diri dari JCPO
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News