Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikabarkan akan membahas konflik Timur Tengah dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (Foto: AFP).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikabarkan akan membahas konflik Timur Tengah dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (Foto: AFP).

Erdogan Akan Telepon Trump Bahas Kisruh Qatar

Sonya Michaella • 13 Juni 2017 18:33
medcom.id, Ankara: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikabarkan akan membahas konflik Timur Tengah dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, beberapa hari mendatang.
 
"Mungkin akan melalui sambungan telepon saja," kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, seperti dikutip Reuters, Selasa 13 Juni 2017.
 
Melalui pernyataan Cavusoglu, Erdogan tampaknya akan memberikan dukungan penuh kepada Qatar dan berjanji akan ikut menyelesaikan konflik ini sebelum Lebaran tiba.
 
Erdogan sendiri dikonfirmasi sudah menyetujui legislasi pengerahan pasukan Turki di Qatar. Padahal, undang-undang tersebut baru diajukan parlemen pada 7 Juni lalu, dan tak disangka Erdogan langsung menyetujuinya.
 
Surat kabar Turki, Hurriyet, menulis bahwa pesawat tempur dan kapal perang akan segera dikirim dari Ankara ke Doha.
 
Sebuah delegasi dari Turki dikabarkan segera dikirim ke Qatar dalam beberapa hari ke depan untuk meninjau situasi di pangkalan yang kini menjadi rumah bagi 90 anggota tentara Turki tersebut.
 
Kabarnya, dalam waktu dua bulan, sekitar 200 sampai 250 tentara juga akan dikirimkan ke Qatar. Namun, hingga saat ini belum ada pejabat pemerintah Turki yang berkomentar.
 
Turki selama ini mempertahankan hubungan baik dengan Qatar dan sejumlah negara-negara tetangganya di Arab. Turki dan Qatar disebut sama-sama mendukung Ikhwanul Muslimin di Mesir dan pemberontak yang berperang untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
 
Pada Senin 5 Juni, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan menjatuhkan sanksi atas negara Arab tersebut dengan alasan Doha mendukung terorisme, sementara Libya, Yaman dan Maladewa mengikuti langkah Arab Saudi. Qatar telah membantah tuduhan itu sebagai "tidak benar" dan "tanpa dasar".

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan