Bocah di Sudan Selatan terancam vaksinasi campak yang gagal (Foto: AFP).
Bocah di Sudan Selatan terancam vaksinasi campak yang gagal (Foto: AFP).

15 Anak Sudan Selatan Meninggal dalam Kampanye Vaksin yang Gagal

Arpan Rahman • 02 Juni 2017 19:11
medcom.id, Nairobi: Lima belas kanak-kanak telah meninggal dalam kampanye vaksinasi campak yang gagal. Pemerintah Sudan Selatan mengumumkan hal itu, pada Jumat 2 Juni 2017.
 
Kementerian kesehatan menyalahkan kematian pada kesalahan manusia. Satu jarum suntik digunakan bagi semua anak, dan vaksin itu tidak disimpan dengan benar.
 
Campak menjadi tantangan lain yang dihadapi negara miskin yang telah hancur oleh lebih dari tiga tahun perang sipil dan kelaparan yang baru-baru ini diungkapkan, serta wabah kolera.
 
Pemerintah mengatakan semua anak yang meninggal berusia di bawah 5 tahun. Mereka membentuk sebuah komisi demi menyelidiki siapa yang bertanggung jawab dan apakah keluarga korban akan mendapat kompensasi.
 
Kampanye vaksinasi campak menargetkan lebih dari 2 juta anak di seluruh negeri. Sekitar 300 anak menjadi sasaran di daerah di mana kematian anak-anak tersebut terjadi.
 
Anak-anak meninggal di kota Kapoeta pada awal Mei, dan anak-anak lain menjadi sakit setelah kampanye vaksinasi.
 
Abdulmumini Usman, direktur negara bagian Sudan Selatan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan kepada Associated Press, awal pekan ini, bahwa bahkan setelah organisasi itu mengetahui kematian tersebut, kampanye campak terus berlanjut di seluruh negeri kecuali di Kapoeta.
 
"Kampanye ini menyelamatkan nyawa," kata Usman, seperti dikutip Associated Press, Jumat 2 Juni 2017.
 
WHO memberikan beberapa pelatihan kepada petugas kesehatan Sudan Selatan dan agensi anak-anak PBB memberikan vaksin tersebut kepada pemerintah. Tidak segera jelas apakah pejabat PBB hadir pada saat vaksinasi yang gagal.
 
Dr. Samson Baba, seorang pejabat imunisasi di kementerian kesehatan, menolak berkomentar mengenai kematian awal pekan ini, dan malah meminta sumber informasi tersebut.
 
Pemerintah Sudan Selatan, pada Jumat, mengatakan bahwa vaksinasi tidak ditolak ke bagian manapun negara itu, termasuk yang diduduki oleh pasukan oposisi.
 
Perang saudara sudah menewaskan puluhan ribu orang dan mengirim lebih dari 1,8 juta orang melarikan diri dari negara tersebut, menciptakan krisis pengungsi dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
 
Pada 2016, Sudan Selatan memiliki setidaknya 2.294 kasus campak dan 28 orang meninggal, menurut data PBB. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan